Kenali dan Tangkal Hoaks, LTN PBNU Gelar Seminar di Pesantren Madinatunnajah Ciputat
Selasa, 28 Februari 2023 | 13:30 WIB
Ketua LTN PBNU H Ishaq Zubaedi Raqib sedang menyampaikan materi di acara seminar 'Mengenal dan Menangkal Hoaks' yang digelar di Pesantren Madinatunnajah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (28/2/2023). (Foto: NU Online/Nurdin)
Tangerang Selatan, NU Online
Lembaga Ta'lif wa Nasyr (LTN) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia menggelar seminar bertajuk 'Mengenal dan Menangkal Hoaks' di Pesantren Madinatunnajah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Selasa (28/2/2023).
Ketua LTN PBNU H Ishaq Zubaedi Raqib menjelaskan, seminar tentang hoaks ini merupakan salah satu program yang menjadi tugas dari lembaga informasi dan komunikasi di bawah PBNU ini.
Ia menjelaskan, persoalan hoaks sudah ada sejak Al-Qur'an diturunkan. Sebab di dalam Surat Al-Hujurat ayat 6, diterangkan bahwa jika orang-orang beriman mendapat kabar dari orang fasik maka hendaknya melakukan verifikasi atau tabayun.
"Kalau usia proses penurunan Al-Qur'an itu 1444 tahun lalu, maka hoaks sudah ada sepanjang usia Al-Qur'an itu diturunkan," kata Edi, sapaan akrabnya.
Seminar-seminar tentang hoaks ini, sambung dia, tidak hanya akan berlangsung satu kali. Tetapi akan berlanjut dari satu pesantren ke pesantren di Indonesia.
"Pesantren pertama yang kita pilih untuk menerima program ini adalah Pesantren Madinatunnajah," ujar Edi.
Pengasuh Pesantren Madinatunnajah KH Muhammad Agus Abdul Ghofur menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada LTN PBNU yang telah melaksanakan kegiatan di pesantren asuhannya itu.
Ia mengatakan tantangan para santri saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan para ulama NU terdahulu. Kini, para santri hidup di masa yang identik dengan kemajuan teknologi informasi.
Hoaks Sejak Nabi Adam
Kiai Agus menjelaskan, usia hoaks sudah sangat jauh. Bahkan Nabi Adam pun pernah terkena berita palsu dari iblis. Hal ini sebagaimana termaktub di dalam Surat Al-A'raf ayat 19-22.
Allah berfirman kepada Nabi Adam untuk tinggal bersama sang istri di surga. Keduanya diberi kebebasan untuk mengonsumsi apa pun, tetapi dilarang untuk mendekati satu pohon dan apalagi memakan buahnya.
"Sayangnya ada makhluk lain (iblis) yang lebih dulu tinggal di situ (surga) tapi tidak patuh kepada Allah, lalu makhluk ini diusir oleh Allah. Dia nggak rela Nabi Adam tinggal selamanya di surga. Mulailah melancarkan strateginya," jelas Kiai Agus.
Singkat kata, hoaks dimulai dari penyakit hati yakni iri, marah, benci, dan dengki yang dilakukan iblis terhadap Nabi Adam.
"Dari situlah menyusun strategi untuk membujuk dan mengajak Adam sebagai bapak manusia pertama agar dikeluarkan dari surga, maka strateginya dengan merayu. Jadi tokoh hoaks pertama adalah iblis laknatullah," ucap Kiai Agus.
Karena itu, lanjutnya, siapa pun orang yang saat ini memproduksi hoaks apalagi dilatarbelakangi rasa benci, iri, marah, dan dengki maka disebut sebagai pengikut iblis.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada LTN PBNU yang telah mempercayakan, memberikan kesempatan kepada kami sebagai pesantren pertama diadakannya seminar tentang hoaks ini," ucap Kiai Agus.
Sementara itu, Sekretaris PCNU Tangerang Selatan Himam Muzzahir menyampaikan bahwa pemberian pemahaman kepada santri tentang bahaya hoaks ini sangat penting.
"Karena santri punya peran besar. Keberadaan santri di masyarakat berbeda daripada pelajar biasa. Ini program luar biasa," kata Himam.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi