KH Zakky Mubarak Tegaskan Bahaya Menyebarkan Berita Bohong
NU Online · Selasa, 31 Mei 2022 | 16:00 WIB
Patoni
Penulis
Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zakky Mubarak menerangkan bahwa manusia pada umumnya gemar terhadap gosip atau berita bohong lainnya. Mereka memberitakan berbagai gosip yang sama sekali tidak diketahuinya. Begitu ringan lisannya menyampaikan berita bohong itu, sehingga dianggap sebagai suatu yang biasa atau lumrah-lumrah saja.
“Padahal kebohongan adalah tetap merupakan suatu perbuatan yang sangat tercela. Disebutkan dalam hadits Nabi, bahwa salah satu ciri orang munafik adalah mereka yang gemar berbohong,” ujar Kiai Zakky Mubarak, Selasa (31/5/2022) lewat facebooknya.
Berita bohong atau gosip, menurut Kiai Zakky, akan menimbulkan fitnah di tengah-tengah masyarakat, sehingga banyak orang yang akan dirugikan, dan nama baiknya dijatuhkan. Penyebar gosip biasanya tidak merasa bersalah, padahal sikapnya itu merupakan suatu dosa yang berat dan akan dipertanggungjawabkan pada hari kiamat.
“Al-Qur’an mengarahkan setiap orang yang beriman agar berhati-hati dalam menerima berita dan menolak dengan tegas bila ternyata berita itu bohong,” jelas dia.
Membiarkan berita bohong berkembang di tengah-tengah masyarakat, lanjut Kiai Zakky, serupa dengan penyebaran fitnah dan permusuhan, yang bisa menimbulkan kerugian-kerugian yang besar dan penyesalan yang sangat mendalam.
Dia menegaskan, sekelompok orang dengan semangat yang menggebu-gebu menyebarkan berita bohong tentang kelompok lain. Kelompok lain pun menyebarkan berita yang sama, maka terjadilah kekacauan antar kelompok yang menimbulkan permusuhan. Dari permusuhan itu akan menimbulkan tindakan-tindakan yang tercela.
“Setelah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya semua kelompok menyesali sikapnya selama ini. Sayang penyesalan itu tidak berguna lagi, karena kerugian telah mereka derita,” ungkap Kiai Zakky.
Sebagai manusia Muslim, imbuhnya, kita diperintahkan agar selalu menghindari perbuatan tercela seperti yang disebutkan di atas dan perbuatan tidak terpuji lainnya. Bahkan terhadap sesuatu yang syubhat pun, yang belum jelas baik dan buruknya, kita diperintahkan untuk menghindarinya.
“Barang siapa yang terus-menerus bergelimang dengan syubhat, ia akan tergelincir pada perkara yang diharamkan. Ibarat orang yang meniti perjalanannya di tepi jurang, ia lakukan jalan itu terus-menerus, sepandai-pandainya ia menghindari jurang, sewaktu-waktu akan terperosok juga,” tandasnya.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Gus Yahya Berangkatkan Tim NU Peduli ke Sumatra untuk Bantu Warga Terdampak Bencana
2
Kiai Miftach Moratorium Digdaya Persuratan, Gus Yahya Terbitkan Surat Sanggahan
3
Kronologi Persoalan di PBNU (7): Kelompok Sultan dan Kramat Saling Klaim Keabsahan
4
Majelis Tahkim Khusus, Solusi Memecahkan Sengketa untuk Persoalan di PBNU
5
Penembakan Massal Terjadi di Australia, Seorang Muslim Berhasil Lucuti Pelaku Bersenjata
6
Sehari Galang Donasi, Warga NU Losari Cirebon Kumpulkan Rp37 Juta untuk Korban Bencana Sumatra
Terkini
Lihat Semua