Tangerang Selatan, NU Online
Sastrawan dan pelukis Acep Zamzam Noor beberapa kali pernah mengikuti pameran bersama dengan Danarto. Kebersamaan itu begitu dikenang oleh Kang Acep, sapaan akrabnya, terutama soal makan.
"Dia selain pelukis dan sastrawan adalah penikmat kuliner," kata Kang Acep saat menjadi narasumber pada Bincang-bincang Membedah Pemikiran Danarto dari Berbagai Perspektif di Hall Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Senin (29/4).
Kang Acep menjelaskan bahwa makan Danarto tak terjadwal pagi, siang, dan malam. Terkadang, di waktu siang ia makan sampai tiga kali.
"Makannya tidak terjadwal. Makan siang sampai tiga kali," kenangnya pada diskusi yang digelar oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Tidak hanya makanan Nusantara, Danarto juga menikmati makanan luar negeri, seperti masakan Jepang. "Bukan hanya makanan Indonesia, tapi juga hampir semua makanan," jelas putra Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1992-1999 KH Ilyas Ruhiat itu.
Makanan bagi Danarto, kata Kang Acep, seperti tarekat perjalanan sufistiknya. Ia mengetahui tempat-tempat makanan yang enak dinikmati. Setiap kali mengajak, Kang Acep selalu ditraktirnya.
"Tahu tempat-tempat makanan enak dan selalu mentraktir," pungkasnya dalam rangkaian acara Pekan Apresiasi Sastra dan Drama (Pestarama) Jilid 4 itu.
Kegiatan bertema Napak Tilas Danarto itu juga dihadiri oleh Sastrawan Sapardi Djoko Damono dan Radar Panca Dahana. Hadir pula Wakil Sekretaris Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdullah Wong. (Syakir NF/Abdullah Alawi)