Ketua BGN Pastikan Program MBG di Sekolah dan Pesantren Tetap Terlaksana pada Ramadhan
Senin, 20 Januari 2025 | 21:00 WIB
Ketua Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana saat jumpa pers di lobi Gedung PBNU usai menemui Gus Yahya di lantai 3 Gedung PBNU, Jakarta, pada Senin (21/1/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah dan pesantren se-Indonesia akan tetap terlaksana pada Ramadhan 1446 mendatang.
Menurut Dadan, program MBG dapat mudah dilakukan di pesantren saat Ramadhan karena akan dibagikan kepada santri-santri seusai buka puasa.
"Pesantren ini sekitar 3.000 pesantren, dan target santrinya 5 juta. Ini akan dipenuhi secara bertahap, dan akselerasi percepatan yang diminta Presiden ini akan bisa dilaksanakan, sehingga pada tahun 2025 akan tercapai," kata Dadan saat jumpa pers di lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada Senin (20/1/2025).
"Terkait pelaksanaan di bulan Ramadhan, di pesantren akan lebih mudah. Kenapa? Karena efektivitas memasak sudah biasa, dan makanan akan dibagikan saat buka puasa," tambahnya.
Sementara teknis program MBG di sekolah, Dadan menjelaskan bahwa para siswa akan dibagikan makanannya dan dipersilakan untuk dibawa pulang.
"Untuk yang di sekolah, berdasarkan pengalaman kami, makanan akan dibagikan dan dibawa pulang ke rumah. Jadi, pada bulan Ramadhan pun Badan Gizi akan melaksanakan program ini, dan itu menjadi bagian penting yang sangat dinanti-nanti anak-anak," kata Dadan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa program MBG ini memenuhi sepertiga kalori dari kebutuhan penerima manfaat dari BGN.
"Kami akan tetap memperhatikan hal itu. Seperti yang diketahui, standar dari Badan Gizi adalah pemenuhan kalori, komposisi gizi, higienis, dan keamanan pangan," jelasnya.
Di pesantren, kata Dadan, akan dibangun dapur-dapur yang telah terstandardisasi oleh BGN.
"Terkait satuan pelayanan ini, bisa diselenggarakan di pesantren-pesantren jika sudah ada dapur yang tersedia. Dapur tersebut akan di-upgrade dengan standar gizi nasional, sehingga kualitasnya akan higienis dan keamanan makanannya setara dengan yang lainnya," kata Dadan.
"Itu akan berlaku sama, baik di tempat umum maupun di pesantren," terangnya.