Ketua LAZISNU: Pengurus Ranting adalah Ujung Tombak Koin NU
Ahad, 17 Oktober 2021 | 08:00 WIB
Jakarta, NU Online
Dalam pelaksanaan program Kotak Infak (Koin NU) yang diinisiasi Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), tidak dimungkiri bahwa LAZISNU memerlukan adanya andil dari banyak pihak, seperti Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) sampai dengan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) guna menyukseskan gerakan filantropi tersebut.
Karena itu, Ketua Pengurus Pusat NU Care-LAZISNU Muhammad Wahib Emha mengapresiasi kinerja semua pihak yang berkelindan, termasuk PRNU sebagai perwakilan dari desa/kelurahan.
"Ujung tombaknya NU adalah di ranting. Justru mereka yang punya umat. Kalau kita di atas ini, hanya bisa melihat lapisannya saja. Tapi yang berlangsung dengan umat itu pengurus ranting," ungkapnya saat mengisi acara Ngaji Filantropi LAZISNU Dunia, Jumat (15/10/2021).
Koin (Kotak Infak) NU adalah gerakan kolektif yang dilakukan secara massif oleh seluruh Nahdliyin dengan memanfaatkan jaringan struktural yang ada. Jaringan struktur NU yang paling tepat menggerakkan Koin NU mulai dari pusat sampai ranting (desa).
Melalui Ngaji Filantropi LAZISNU Dunia yang dinarasumberi oleh tiga perwakilan LAZISNU (Jawa Timur, Cilacap, dan Konawe) tersebut, Wahib berharap semangat pelaksaan program dapat menyebar ke semua penjuru LAZISNU di daerah lain terutama pada program Koin NU.
"Alhamdulillah bisa memberi semangat kepada daerah yang lain. Kami dari pusat juga ingin tahu caranya (menjalankan program) dari daerah yang sudah tergolong lumayan sukses," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wahib juga menyampaikan dengan adanya spirit pelaksanaan dan Good Corporate Governance (GCG) dengan prinsip MANTAP (Modern, Akuntabel, Transparan, Amanah, dan Profesional) yang diimplementasikan secara masksimal, dapat mempertanggungjawabkan pelaporan apapun program yang kelak diluncurkan.
"Alhamdulillah kita sudah diaudit syariah dari Itjen Kemenag (Inspektorat Jendral Kementerian Agama Republik Indonesia). Beberapa program juga diaudit oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) audit tertinggi di negeri kita," tutur Wahib.
Menurutnya hal itu bagian dari upaya bagaimana NU melalui LAZISNU dalam pengelolaan kegiatan maupun keuangannya bisa kita mempertanggungjawabkannya secara auditable dan juga secara keuangan syariah.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan