Ketua PBNU: Usut Tuntas Penganiayaan dan Penusukan Santri Krapyak
Rabu, 30 Oktober 2024 | 16:30 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan duka yang mendalam dan prihatin atas kejadian penganiayaan kepada dua santri Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, DIY serta mendoakan kepada korban semoga cepat sembuh dan bisa beraktifitas kembali.
Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) mewakilkan jajaran PBNU mendukung langkah yang dilakukan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mengusut tuntas penganiyaan dan penusukan terhadap dua santri Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak.
“PBNU mendukung langkah-langkah dari teman-teman PWNU Yogyakarta untuk pihak kepolisian segera mengusut tuntas penganiayaan dan penusukan santri Krapyak. Jadi ini masalah yang tidak bisa dianggap sepele," ujar Gus Ulil kepada NU Online pada Selasa (29/10/2024).
Ia menambahkan bahwa PBNU berharap pihak pemerintah dan aparat hukum dapat mengambil langkah dengan bijak dan adil dari gugatan para santri yang menggelar aksi “Santri Menggungat” di lapangan Mapolda DIY kemarin.
“Kita (PBNU) berharap pihak pemerintah dan aparat hukum di Yogyakarta betul-betul melakukan langkah-langkah yang serius, kita (PBNU) mendukung teman-teman NU di Yogyakarta yang melakukan protes, demonstrasi,” katanya.
Gus Ulil berharap aksi yang dilakukan para santri tidak hanya sebatas demo, tetapi juga ada tindak lanjut dan memberikan langkah yang konkret dari pihak kepolisian dan pemerintah untuk menjaga nama baik Yogyakarta. Ia menyampaikan bahwa Yogyakarta telah dikenal oleh masyarakat sebagai kota pelajar.
“Ini tidak bisa berhenti hanya sekadar demonstrasi, tapi harus ada tekanan supaya ada langkah-langkah yang konkret dari pihak kepolisian, juga dari pihak pemerintah, berbahaya sekali kalau dibiarkan, bisa juga membuat citra Yogyakarta yang kita cintai ini, kota pelajar kembali aman,” ujarnya.
Aksi “Santri Menggugat” ini dinilai urgent menurut Gus Ulil. “Tapi yang tadi pagi adalah urgent besar yang sedang menjadi perhatian masyarakat khususnya DIY termasuk masyarakat NU yaitu problem miras sudah menjadi darurat ya disana,” ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa minuman keras (miras) ini dapat merusak dan sangat bahaya terutama bagi generasi muda. “Yang jelas ini bahaya bagi generasi muda,” katanya.
Ia menambahkan harus ada penanganan dan penyelesaian masalah dari berbagai pihak sehingga masalah ini.
“Terus melakukan upaya yang serius seluruh pihak, saya kira pihak pemerintah, pihak masyarakat, para tokoh-tokoh agama, tokoh tokoh masyarakat bersama-sama menghadapi menyelesaikan masalah ini,” ujar Gus Ulil.