Ketum IPPNU Dorong Program Peer Educator untuk Minimalisasi Kekerasan Pelajar
Ahad, 3 Maret 2024 | 13:00 WIB
Ketua Umum (Ketum) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Washvi Velasufah saat memberikan sambutan di acara Hari Lahir ke-69 IPPNU di Lantai 8 Gedung PBNU pada Sabtu (2/3/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Whasfi Velasufah, menyoroti peran yang harus dipikul oleh kader IPPNU untuk meminimalisasi kekerasan di dunia pendidikan baik di sekolah maupun pesantren.
Terbaru, terjadi tindakan bullying atau perundungan terhadap pelajar di Serpong dan Kediri. Dugaan awal menyebutkan bahwa perundungan itu bermula dari adanya budaya senioritas.
"Jangan sampai di kalangan IPPNU ada istilah senioritas dan sejenisnya. Kita perlu meng-counter itu," kata Vela dalam kegiatan resepsi harlah ke-69 IPPNU di Gedung PBNU Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
Data asesmen Kemdikbudristek tahun 2022 mengungkapkan bahwa sebanyak 35 persen peserta didik, 1 dari 4 berpotensi mengalami kekerasan seksual. Kemudian 27 persen, 1 dari 4 mengalami hukuman fisik dan 1 dari 3 orang berpotensi mengalami perundungan.
IPPNU bersama Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) menginisiasi peer educator (pendidik sebaya) dan peer counselor (pelatihan konselor) guna mengurangi kekerasan di satuan pendidikan.
"Generasi Z zaman sekarang gate-nya terlalu jauh, teguran agak susah masuk paling mudah diberi tahu teman sebayanya. Jadi penting bagaimana pelajar dapat edukasi antar sesamanya," ujar Vela.
Vela berharap, IPPNU ke depan dapat menjawab tantangan dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi oleh pelajar khususnya di sekolah dan pesantren.
"Kalau bisa IPPNU harus gencar mengadakan kegiatan peer education khususnya di kalangan sekolah atau pondok pesantren," ajak Vela.
IPPNU telah mengedukasi para pelajar dalam bentuk program peer educator. Kegiatan ini telah berlangsung diberbagai kota meliputi Kota Batu, Jawa Timur, dan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Dikatakan, percobaan di dua wilayah ini menjadi pilot project IPPNU. Ke depan, akan dilanjutkan ke seluruh Indonesia jika mendapat dukungan pemerintah terutama Kemdikbud Ristek, Kemenpora, dan Kemenkes.
"Peer educator pada remaja ini dilakukan karena masa remaja adalah masa seseorang lebih dekat dengan teman sebaya. Bahkan, lebih mempercayai nasihat teman daripada orang tua maupun guru. Sehingga akan sangat efektif jika dibentuk peer educator dengan visi-misi positif," jelasnya.