KH Miftachul Akhyar Jelaskan Keharusan Manusia Idolakan Allah
Rabu, 7 Februari 2024 | 09:00 WIB
Jakarta, NU Online
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengatakan bahwa Allah swt pernah menurunkan wahyu kepada Nabi Daud. Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Daud tersebut merupakan sebuah perintah tentang menunjukkan kegembiraan dan keceriaan hanya kepada Allah tidak kepada yang lainnya.
“Hanya kepadakulah tampakkan kegembiraan, bergembiralah kalian dengan kegembiraan hakiki sururu wal farakh yang asli. Karena kegembiraan yang lain itu hanya sesuatu yang baru, dan hanya untuk kepentingan nafsu,” kata Kiai Miftach dikutip NU Online, Rabu (6/2/2024) dari Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar.
Dia menjelaskan, kegembiraan manusia terhadap Allah merupakan keharusan karena Allah sebagai Tuhan Yang Maha Kaya, Maha Memiliki Segalanya yang kita butuhkan, Maha Menanggung Segalanya, serta Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim.
“Kalau kita pernah gembira dan mengidolakan seseorang karena orang ini banyak kebaikannya kepada kita. Tapi sewaktu-waktu ada batasnya dan kekurangannya,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya itu.
Menggembirakan dan mengidolakan manusia tentu ada batasnya, kata Kiai Miftach. Mungkin awal-awalnya memang baik tapi lama-lama akan terlihat buruknya. Sedangkan Allah tidak pernah akan mengecewakan umat-Nya.
"Bagaimana tidak? Orang yang menghina dan melaknat Allah saja, tetap diberikan Rahman-Nya. Kita sebagai orang Muslim sangatlah beruntung karena kita mendapat double nikmat, nikmat Rahman dan Rahim dari-Nya," jelas Kiai Miftach.
“Pokoknya jangan ada rasa putus asa di dunia ini, wong kita punya Allah. Kita lakukan saja apa yang kita hadapi, kalau kita gagal saat ini, masih ada kesempatan lagi, gagal lagi, kesempatan lagi. Sebuah kegagalan merupakan guru, guru dalam sebuah perjalanan,” imbuh dia.
Kiai Miftach menegaskan, kepercayaan orang-orang beriman kepada Allah, merupakan salah satu cara seseorang menunjukkan kegembiraan kepada Allah swt.