Khofifah Sampaikan Muslimat NU Perlu Edukasi Masyarakat Persoalan Covid
Jumat, 16 Juli 2021 | 03:00 WIB
Pontianak, NU Online
Pimpinan Wilayah Muslimat NU Kalimantan Barat menggelar riyadhah dan doa bersama untuk keselamatan bangsa, Kamis (15/7). Acara yang mengusung tema Doa Bersama Untuk Indonesia Sehat, Selamat dari Wabah Corona ini dilaksanakan melalui virtual, bertitik pusat di Sekretariat Muslimat NU Kalimantan Barat.
Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa memberikan pengarahan kepada partisipan dan seluruh kader Muslimat NU seluruh Indonesia. Pengarahan ini diawali dengan memutarkan sebuah video sebagai motivasi agar Muslimat NU tetap mematuhi protokol kesehatan dan menyosialisasikan hal-hal yang berhubungan dengan Ccovid-19. Seperti tentang perlunya isloasi mandiri, perlunya memberlakukan PPKM, dan hal lain yang berhubungan.
"Saya ingin menyampaikan bahwa saat ini kita perlu mengedukasi masyarakat, seperti melakukan TOT Pemulasaran Jenazah Covid-19 bagi relawan NU. TOT ini sudah dilakukan oleh Muslimat NU di Sidoarjo dan bulan Juni yang lalu Musimat NU Surabaya sudah memulai," tuturnya.
Menurutnya pembekalan ini perlu dilakukan karena sering kali pertanyaan tentang jenazah pasien Covid dijadikan sesuatu yang membingungkan. Akibatnya hal itu sering digunjingkan masyarakat, seperti bagaimana menshalati jenazah Covid, bagaimana memandikannya, dan apakah jenazah Covid-19 dikafani atau tidak.
Khofifah sebagai Gubernur Jatim juga sudah meminta jenazah Covid-19 untuk dishalatkan. Namun, di rumah sakit milik pemerintah kota atau daerah dengan prokes yang berlaku.
"Kemudian kalau ada keluarga yang ingin menyaksikan jenazah keluarganya yang terkena Covid-19, saya meminta beri kesempatan untuk mereka, kasih APD, namun APD tersebut dilepas oleh tim jangan melepas sendiri. Kalau ada keluarga yang ingin menyapa beri ksempatan, barangkali ada hal hal yang ingin disampaikan. Beri kesempatan untuk saling bersapa, melalui cara cara yang memungkinkan," tuturnya.
Ia memberikan contoh, bahwa ia pernah menyapa pasien Covid-19, dengan menitip video call melalui perawat. Menurutnya ada ibu-ibu pasien Covid yang ingin bertemu dengannya.
"Artinya, pola pola seperti ini relatif lebih fleksibel. Bagaimana kita melakukan penghormatan kita, apa yang bisa kita lakukan. Ya tentu cara-cara tersebut harus sesuai dengan prokes. Beri kesempatan pada keluarga jenazah yang ingin menyaksikan dan menshalatkan jenazah keluarganya," tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa Muslimat NU saat ini banyak PR untuk berdakwah di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Karena tantangan Nahdliyin semakin banyak dan kompleks, ia menegaskan bahwa ikhtiar Muslimat NU perlu diintensifkan lagi.
"Kita sudah melakukan berbagai macam ikhtiar, dan perlu melakukan ikhtiar yang lain yang lebih intensif. Mudah-mudahan seluruh dhuriat dan keluarga besar Muslimat NU yang sedang sakit karena Covid Allah segera angkat penyakitnya dan diberi kesembuhan. Semoga yang meninggal karena Covid dipanggil dengan khusnul khotimah," imbuhnya.
Kontributor: Siti Maulida
Editor: Kendi Setiawan