Nasional

KHR Azaim Ibrahimy Ijazahi Nahdliyin Bacaan Shalawat, Basmalah, dan Ya Jabbar Ya Qahhar

Selasa, 7 Februari 2023 | 04:30 WIB

KHR Azaim Ibrahimy Ijazahi Nahdliyin Bacaan Shalawat, Basmalah, dan Ya Jabbar Ya Qahhar

KHR Azaim Ibrahimy memberikan ijazah kepada ribuan Nahdliyin yang hadir ke Resepsi Puncak 1 Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo awal Jawa Timur,

Sidoarjo, NU Online 
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur KHR Azaim Ibrahimy memberikan ijazah kepada ribuan jamaah Nahdliyin yang memadati Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023) dini hari. 


Ia memberikan tiga ijazah sekaligus yakni bacaan shalawat Nurudz-Dzat, basmalah, dan kalimat Ya Jabbar Ya Qahhar


"Perkenankan kami diamanati untuk menyampaikan ijazah zikir dan hizib yang biasa diamalkan di berbagai pondok pesantren," kata Kiai Azaim dalam sesi ritual keagamaan sebagai rangkaian dari Puncak Resepsi 1 Abad NU.


1. Shalawat Nurudz-Dzat

Secara khusus, pada kesempatan ini, ia mengijazahi Shalawat Nurudz-Dzat:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِالنُّوْرِ الذَّاتِيْ وَالسِّرِّ السَّارِيْ فِيْ سَائِرِ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ


Allaahumma shalli  wasallimala sayyidinaa Muhammadinin nuuridz dzaatii wassirrissaarii fii saairil asmaai wash shifaati wa’alaa aalihi washah bihii wasallim


2. Bacaan Basmalah

Ijazah yang kedua adalah bacaan basmalah. Kiai Azaim mendapatkan ijazah basmalah ini dari kakeknya, KHR As'ad Syamsul Arifin. 


"Basmalah ini dirutinkan menjelang istirahat malam. Beliau sebelum tidur, membaca bismillahirrahmanirrahim sebanyak 1000 kali," kata Kiai Azaim.


Ia mempersilakan jamaah yang ingin merutinkan bacaan basmalah sebanyak 1000 kali. Tetapi minimal yang mesti dibaca sebanyak 313 kali, tafaulan dengan jumlah pasukan badar.


"Kita baca beberapa hitungan saja sebagai bentuk ijazah kepada kita semua," ucap Kiai Azaim, kemudian melafalkan kalimat basmalah beberapa kali diikuti jamaah.


3. Ya Jabbar Ya Qahhar

Ijazah selanjutnya adalah bacaan kalimat Ya Jabbar Ya Qahhar. Kiai Azaim menjelaskan, wirid asmaul husna ini adalah amanah dari Syekhana Kholil Bangkalan dan disampaikan kepada Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari.


Tetapi ijazah ini tak bisa sembarang dibaca, karena ada tata cara yang harus dilakukan. Kiai Azaim menjelaskan dan mempraktikkan langsung tata cara yang juga dilakukan oleh KHR As'ad Syamsul Arifin. 


Caranya, didawamkan dengan menggunakan butiran tasbih. Saat membacakan Ya Jabbar Ya Qahhar sampai 99 kali, lalu ujung atau kuncir tasbihnya dipegang dan diporoti seperti meretas daun kelor.


"Jadi dari ujung, kemudian ditarik ke bawah sebanyak 3 kali. Ya Jabbaar, Ya Jabbaar, Ya Jabbaar. Begitu juga saat selesai membaca Ya Qahhar," kata Kiai Azaim mencontohkan.


Namun ada juga riwayat lain. Misal, ketika selesai hitungan 99 kali membaca Ya Jabbar, lalu tangan kita memutari tasbih secara melingkar, satu putaran. Pun saat selesai membaca Ya Qahhar.


Kiai Azaim menjelaskan rahasia atau hikmah dari tata cara membaca Ya Jabbar Ya Qahhar yang tadi dijelaskan itu. 


"Jamiyah NU ini sudah diwiridi bacaan Ya Jabbar Ya Qahhar, bahkan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dawuh siapa yang niat buruk kepada NU, maka dia akan mendapatkan celaka dan murka Allah," jelasnya.


Menggerakkan tasbih dengan cara memorot itu berarti kita sedang membersihkan sesuatu kotoran yang ada pada tasbih. Ibarat lingkaran tasbih, NU perlu dibersihkan spiritual dan batinnya.


"Memutar tasbih dengan Ya Jabbar Ya Qahhar tanpa merusak susunan tasbihnya, rangkaian tali tasbhinya. Tasbihnya tetap utuh tetapi kotorannya bersih," katanya.


Tata cara itu, kata Kiai Azaim, juga bisa dimaknai bahwa siapa pun yang salah niat berjuang di NU akan dibersihkan oleh Allah dengan cara-Nya.


"Kita niat semoga siapa pun yang mengabdi kepada NU senantiasa mendapat keberkahan, kemanfaatan duniawi ukhrawi dan kelak berkumpul dengan para kiai, satu rombongan dengan Baginda Nabi Muhammad," ujar Kiai Azaim.


"Siapa pun yang memiliki niat tidak baik, niat yang merusak perjuangan NU, semoga mendapatkan keadilan Allah," tegasnya lagi.


Kemudian, Kiai Azaim melakukan prosesi ijab qabul pengijazahan bacaan-bacaan itu. Secara serentak dijawab oleh hadirin.


"Ajaztukum jamian," kata Kiai Azaim.


"Qabiltu al-ijazah," seluruh jamaah menjawab serentak.


"Barakallahu fiikum. Semoga wiridan dan zikir tadi barokah untuk kita semua dalam menyongsong abad kedua NU," pungkas Kiai Azaim, lalu menutup prosesi pemberian ijazah ini dengan doa. 


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syamsul Arifin