Nasional

Kiai Asep Tekankan Sembilan Peran Guru Mencerdaskan Bangsa

Rabu, 31 Maret 2021 | 16:25 WIB

Kiai Asep Tekankan Sembilan Peran Guru Mencerdaskan Bangsa

"Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan cita-cita leluhur pejuang kemerdekaan Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang maju, masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur," kata Ketum PP Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

​​​​​​​Peringatan Hari Lahir atau Harlah Persatuan Guru Nahdatul Ulama (Pergunu) Ke-69 tahun bertemakan Pergunu Mencerdaskan Bangsa. Acara tahunan ini digalakkan secara virtual, Rabu (31/3) malam.

 

Ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia hadir memeriahkan puncak Harlah ke-69 Pergunu yang dirangkaikan dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan webiner pendidikan.

 

Dalam sambutannya, Ketua Umum Pergunu Prof KH Asep Saifuddin Chalim menekankan sembilan poin penting peran guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan yakni dengan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. 

 

Prof Asep Saifuddin yang akrab disapa Kiai Asep ini mengatakan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan cita-cita leluhur pejuang kemerdekaan Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang maju, masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

 

Dengan itu, lanjutnya, guru yang menjadi harapan para leluhur pejuang kemerdekaan, karena dengan guru maka akan membentuk generasi bangsa Indonesia yang cerdas. Mampu mensejahterakan kehidupannya, memberikan darma bakti pada kehidupan masyarakat untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran.

 

Untuk mewujudkan semua itu, kiai kharismatik ini mengingatkan tanggung jawabnya seorang guru dalam mendidik generasi bangsa yang cerdas. Dia menyebut ada sembilan poin penting tanggung jawab seorang guru.

 

Pertama, tanggung jawab seorang guru adalah mewujudkan anak didik yang beriman. Dia menjelaskan bahwa dengan anak didik yang beriman maka akan meyakini bahwa setelah meninggal ada yaumul jasad yaitu hari pembalasan. Maka dengan ini generasi bangsa akan berpikir akibat dari yaumul jasad nantinya.

 

"Dengan cara-cara semacam ini, maka langkah-langkah mereka, perbuatan mereka (anak didi) akan baik," jelasnya dalam live streaming akun YouTube Ikhac TV.

 

Kedua, ketakwaan. Kiai Asep menjelaskan bahwa ketakwaan tersebut sebagai realisasi dari keimanan dalam mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran masyarakat. Ketiga, adalah akhlakul karimah, etika dalam berkomunikasi dan bersosial.

 

Tanggung jawab keempat seorang guru adalah akademik. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu merealisasikan isi dari kurikulum pendidikan. Kelima, mencerdaskan anak didik. 

 

Keenam, guru juga memiliki tanggung jawab soal kesehatan anak didik. Ketujuh, kesenian dalam artian tasawuf yaitu suci. Kedelapan, keterampilan. Kesembilan, kreativitas. Menurut Kiai Asep kreativitas itu bisa terbentuk jika yang lainnya mampu dikolaborasikan. 

 

"Jika proses seperti ini terus dipahamkan dan diupayakan oleh Pergunu maka insyaallah kita akan segera menyaksikan Indonesia maju, adil dan makmur," terang Kiai Asep, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Surabaya dan Pacet.

 

Oleh karenanya, Kiai Asep mendorong seluruh Pergunu di tingkat provinsi untuk membentuk Pengurus Anak Cabang (PAC) Pergunu tingkat kecamatan. Hal ini untuk membangun jaringan dan upaya wujudkan tujuan pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

Dalam acara Harlah Pergunu kali ini dirangkaikan dengan webiner pendidikan dengan menghadirkan tiga narasumber. Ketiganya adalah Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Muhammad Salahuddin; Rektor Universitas Negeri Jakarta, Prof Komaruddin; dan Rektor IKHAC, Dr Mauhiburrohman.

 

Kontributor: Ridwan
Editor: Kendi Setiawan