Kiai Bagdja Sosok Pengayom Kader yang Konsisten dan Sabar
Kamis, 6 Februari 2020 | 08:30 WIB
Ketua Umum Pengurus Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (PP Fatayat NU) Anggia Ermarini turut berbela sungkawa atas meninggalnya tokoh NU, KH Ahmad Bagdja. Menurut dia, semasa hidupnya Kiai Bagdja adalah sosok yang selalu mendorong agar anak-anak muda terus belajar dan berkembang.
Selain itu, mantan Sekjen PBNU era kepengurusan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu sosok ulama pengayom kader terutama kader-kader muda NU seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ansor. Bahkan, beberapa pekan jelang wafatnya, Kiai Bagdja masih memikirkan nasib kader-kader Nahdlatul Ulama.
Kiai Bagdja, lanjut Anggia, adalah tokoh NU yang konsisten dan sabar dalam merespons berbagai hal organisasi maupun kehidupan, termasuk ketika mendidik kader-kader muda NU.
"Saya kenal beliau (Kiai Bagdja) itu ketika saya di PMII. Itu tokoh yg sangat memperhatikan kader, itu saya ingat ketika mengajukan beasiswa beliau yang tandatangan dan tanpa lelah membantu serta mendorong kader-kader PMII," kata Anggia Ermarini kepada NU Online, usai acara shalat jenazah KH Ahmad Bagdja di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (6/2)
Sosok Kiai Bagdja, kenang dia, adalah sosok yang adem dan luwes. Ketika orang berinteraksi dengan beliau dibuat kagum atas berbagai saran dan nasihat bijaknya. Karena beliau termasuk orang yang paham terkait kebutuhan anak muda termasuk isu apa yang sedang hangat di kalangan milenial beliau hafal.
"Beliau sangat promote para anak-anak muda untuk berkembang sampai beberapa waktu yang lalu seingat saya tiga minggu yang lalu saya dengar beliau masih membicarakan tentang anak-anak muda NU dan PMII," tuturnya.
Seperti diketahui, kabar duka kembali datang dari keluarga besar Nahdlatul Ulama. Salah seorang tokoh NU, KH Ahmad Bagdja, wafat pada hari ini, Kamis (6/2) pukul 01.09 WIB di RS Jakarta Medical Center (JMC).
KH Ahmad Bagdja lahir di Kuningan, Jawa Barat 1 Maret 1943. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum PMII periode 1977-1981. Selain itu ia juga pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa IKIP Jakarta, Ketua Badan Koordinasi Senat-senat Mahasiswa IKIP se-Indonesia (1970), dan Sekjen PBNU pada periode kedua kepengurusan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 1989-1994.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Muchlishon