Nasional

Kiai Ishomuddin Minta Jangan Asal Komentar

Kamis, 10 Januari 2013 | 23:19 WIB

Jakarta, NU Online
“Asal bunyi dapat mengacaukan keadaan. Karena, komentar yang dihadirkan sama sekali tidak tepat sasaran dan relevan dengan persoalan,” Kata Kiai Ahmad Ishomuddin, seorang Rais Syuriah PBNU saat jumpa pers terkait refleksi NU awal tahun 2013 di Gedung PBNU, Rabu (9/1) sore.
<>
Di hadapan pers dan jajaran Pengurus Besar NU, Kiai Ishom menilai perihal ini kini lazim terjadi. Banyak sekali dari mereka yang hanya kompeten di satu bidang keilmuan tertentu, ikut serta berkomentar dalam bidang lain yang tidak dikuasai. Komentar mereka itu hanya membuat bising keadaan.

Selain menambah bising keadaan, komentar mereka yang tidak kompeten di suatu bidang tertentu, justru akan mengakibatkan kerusakan yang fatal, terutama di bidang agama. Mereka yang tidak memahami agama, kerapkali merusak hukum agama yang sudah baku, tambah Kiai Ishom.

Rais Syuriah menegaskan bahwa persoalan ini, harus menjadi perhatian para pengurus NU, lajnah, lembaga, dan badan otonom NU mulai dari tingkat ranting hingga pengurus besarnya. Tanpa penanganan khusus, penyelesaian atas masalah yang tengah dihadapi, akan berjalan di tempat.

Fenomena umum tersebut dinilai sudah melewati batas. Sementara tindakan yang melewati batas, bertentangan dengan tawasuth, sikap moderat NU. Karenanya, NU bertanggung jawab besar untuk menanggulangi permasalahan ini, imbuh Kiai Ishom.

Almuhafazatu alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah (menjaga tradisi yang baik, dan mengadopsi budaya baru yang baik), sudah menjadi doktrin NU. Artinya NU tetap terbuka dengan segala kemungkinan yang baru selagi bernilai baik.

Sedangkan fenomena asal komentar oleh umum, sudah kelewatan. Kelewat batas ini sudah haram. Dalam hal ini, NU berpedoman pada sebuah kaidah baru, La yanbaghil khuruj min adatin nas illa fil haram (Tidak boleh keluar dari kebiasaan umum kecuali dalam perihal yang haram), tandas Kiai Ishom. 

 

Penulis: Alhafiz Kurniawan

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Terkait