Kiai Masdar pada pembukaan Bahtsul Masail Pra Munas-Konbes NU 2020 di Pesantren Al-Falakiyah Pagentongan, Kota Bogor, Ahad (1/3). (Foto: NU Online/Husni Sahal)
"Prinsip-prinsip yang diterapkan, yang dijunjung tinggi di dalam mabadi' al-khomsah, Pancasila itu sangat-sangat Islam," kata Kiai Masdar saat membuka Bahtsul Masail Pra Munas-Konbes NU di Pesantren Al-Falakiyah Pagentongan, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (1/3).
Kiai Masdar pun mengemukakan bahwa sila pertama 'Ketuhanan Yang Maha Esa' tidak ada pemaknaan lain, kecuali tauhid.
Sila kedua 'Kemanusiaan yang adil dan beradab', kata Kiai Masdar, Allah memuliakan manusia sebagaimana pada ayat 70 Surat al-Isra.
Sila ketiga, 'Persatuan Indonesia' merupakan perintah Islam tentang ukhuwah. Sila keempat 'Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan' jelas disebutkan dalam Al-Qur'an tentang musyawarah atau syuro dan sila kelima, 'Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia' merupakan perintah Allah seperti yang terdapat dalam Surat An-Nisa ayat 58.
"Keadilan itulah yang sesungguhnya yang sangat eksplisit disebut di dalam Al-Qur'an. Jadi kalau saja negeri ini disebut silanya sila keadilan, itu sudah cukup, apalagi dengan sila empat yang lain yang luar biasa," ucapnya.
Lebih lanjut, kiai kelahiran Banyumas, Jawa Tengah ini juga mengemukakan bahwa sekalipun Indonesia berisi ragam bahasa, agama, suku, tradisi, dan lainnya, tetapi kerukunan masih terjaga dengan baik. Sebaliknya, di negara-negara Timur Tengah yang hampir seragam, tapi mudah konflik.
Bahtsul Masail pra Munas-Konbes NU dibuka oleh Kiai Masdar ditandai dengan penabuhan bedug. Penabuhan bedug didampingi Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin, Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi, dan Pengasuh Pesantren Al-Falakiyah Pagentongan, Kota Bogor.
Pewarta: Husni Sahal