Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj menyampaikan ajaran agama Islam adalah agama yag sangat mulia. Ajaran Islam adalah ajaran sosial, ajaran yang mementingkan kebersamaan.
"Agama Islam agama yang peduli dengan fakir miskin," kata Kiai Said pada tayangan 'Artis Sowan Kiai dan Berbagi Bersama Anak Yatim, Jumat (7/5).
Kiai Said mengutip sabda Rasulullah SAW 'Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya.'
"Itulah gambaran singkat agama Islam, dalam rangka mengajarkan umatnya berbagi kebersamaan gotong royong terutama kepada anak-anak yatim," ujar Kiai Said.
Kiai Said juga mengatakan pada bulan Ramadhan, Allah Ta'ala berjanji melipatgandakan pahala amal kebaikan yang dilakukan di dalamnya. "Amal sunnah diberi pahala amal fardhu. Jadi kita sedekah sunnah seperti sedekah wajib, seperti nazar, zakat. Apalagi kalau zakat, dilipatgandakan lagi," ujar Kiai Said.
Bulan Ramadhan, cerita Kiai Said, bulan ditutupnya pintu neraka, hanya pintu rahmat yang diberikan kepada hamba-Nya. Siapa yang bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala pasti akan diterima taubatnya.
"Di bulan ini pula, para setan diiikat dan putus asa melihat manusia taat beribadah meski haus dan lapar. Setan sudah tidak lagi menggoda manusia supaya tidak menjalankan perintah Allah," terang Kiai Pengasuh Pondok Pesantren Al Tsaqofah, Jakarta.
Kiai Said menjelaskan dalam bahasa Arab, puasa berasal dari kata siyam dan shaum. Siyam artinya tidak makan tidak minum dari imsak sampai adzan Maghrib, sesuai syariat Islam. Sedangkan shaum, bukan hanya puasa meninggalkan makan minum tapi juga meninggalkan hawa nafsu terutama lisan.
"Lisan dijaga jangan asal ngomong. Jangan menyebarkan hoakhs, adu domba, fitnah kebencian dengki. Harus dihentikan. Itu namanya shaum. Bukan harus di bulan Ramadhan, selamanya," tegas Kiai Said.
Percuma perut lapar haus, kata Kiai Said, tapi mulutnya kotor melakukan adu domba, hasad, takabbur. "Semua hal-hal yang keluar dari penyakit hati. Itu dalam omongan yang tidak terpuji," tambahnya.
Begitu pula untuk meningkatkan kualitas diri. Kiai Said mengajak agar masyarakat bisa meningkatkan syahadah menjadi musyahadah.
"Syahadah itu lisan, formal. Mari kita jadikan musyahadah dalam hati, walaupun kita nggak melihat. Contohnya kita itu yakin Allah ada meski belum pernah melihat," ujarnya.
Kontributor: Abdullah Faqihudin Alwan
Editor: Kendi Setiawan