Nasional

Kiai Said Tegaskan Santri Selalu Mengabdi untuk Negeri

Jumat, 3 Januari 2020 | 14:27 WIB

Kiai Said Tegaskan Santri Selalu Mengabdi untuk Negeri

Kiai Said tengah memberikan sambutan pada pembukaan Kejurnas ke-III Pagar Nusa yang diselenggarakan di TMII, Jakarta Timur, Jumat (3/1). (NU Online/Husni Sahal)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan kebanggaannya menjadi santri. Sebab, kata Kiai Said, selain menguasai ilmu agama, santri juga memiliki kecintaan yang besar terhadap tanah airnya.

"Sejak dulu sampai sekarang, santri berperan memberikan kontribusi, pengabdian kepada umat dan bangsa yang sangat luar biasa," kata Kiai Said pada pembukaan Kejurnas dan Festival III di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Jumat (3/1).
 
Kejurnas diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-34 Pagar Nusa.
Kiai Said mengemukakan sejumlah santri yang keterlibatanya diakui masyarakat luas dalam membangun semangat perjuangan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan juga dalam mempertahan dan mengisi kemerdekaan negara Indonesia.  
 
Mereka di antaranya bernama Abdul Hamid atau Pangeran Diponegoro, Ki Hajar Dewantara, dan Habib Husein Muthahar, dan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari.
 
"Jadi kesimpulannya, santri harus percaya diri, santri harus confidence, tsiqah alan nafs bahwa santri dulu, sekarang dan seterusnya selalu berperan, berjasa membangun perdaban, membangun kemajuan-kemajuan Republik Indonesia," jelasnya.
 
Oleh karena itu, ia berpesan kepada santri, warga NU, dan para pendekar Pagar Nusa khususnya agar terus membela Islam Ahlussunah wal Jamaah dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NU sejak dulu sampai sekarang tetap jadi organisasi keagamaan dan  kebangsaan.

"Membela NU berarti membela Islam Ahlussunnah dan nasionalisme Indonesia. Anda NU maka Anda nasionalis. Anda nasionalis, berarti anda kalau agama Islam berarti Ahlussunna wal Jamaah," kata Kiai Said.
 
Kiai yang juga Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini mengatakan bahwa jika ada orang Islam di Indonesia yang tidak memiliki jiwa nasionlisme, maka disebutnya bukan Ahlussunnah wal Jamaah. Sebab sambungnya, ciri khas Ahlussunnah wal Jamaah Indonesia adalah memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.

"Siapa pun warga NU harus siap mati berjuang mempertahankan keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila," tegasnya.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi