Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengungkapkan alasan para pendiri NU, terutama KH Abdul Wahab Chasbullah dan KH Hasyim Asy’ari, yang tetap dihormati meskipun sudah wafat.
“Karena Mbah Wahab (dan Mbah Hasyim) sadar bahwa hidup ini membawa amanat dan amanat itu harus diimplementasikan atau dijalankan dengan sebaik-baiknya,” tutur Kiai Said secara virtual dalam Peringatan Haul Emas ke-50 KH Abdul Wahab Chasbullah, Selasa (22/6) malam.
Kemudian, lahirlah bagi Mbah Wahab itu sebuah visi-misi yang diemban dan dipikul sehingga semua gerakan, perilaku, serta sikap yang dilakukan demi kepentingan keberhasilan visi-misi yang ideal yakni tegaknya Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan NU.
“Itulah yang bisa menjadikan seseorang berharga. Sadar bahwa hidup ini amanah. Kemudian menjaga amanah tersebut. Itu berharga. Bagi orang yang tidak sadar bahwa hidup ini amanah maka hidupnya sia-sia,” tegas Kiai Said.
Ia lantas mengutip surat Al-Mu’minun ayat 115. Ayat tersebut menggambarkan kalimat ‘sindiran’ dari Allah kepada manusia. Sebab banyak manusia mengira diciptakan oleh Allah hanya sebatas main-main dan tidak mengira akan dikembalikan lagi kepada Allah.
“Apakah kamu mengira Saya menciptakan kamu itu main-main? Tidak ada visi misi, tidak ada amanah, cuma main-main saja? Hanya makan minum saja, bersuka cita, dan tidak ada sedikit pun rasa amanah. Apakah kamu mengira bahwa tidak akan kembali kepada-Ku? Kamu, saya ciptakan membawa amanah dan kamu akan kembali kepada-Ku,” jelas Kiai Said memaknai ayat itu.
Ditegaskan, Allah menciptakan manusia tidak pernah sia-sia karena terdapat tujuan amanah yang sangat mulia. Amanah tersebut, kelak, akan dimintakan pertanggungjawabannya saat sudah kembali kepada Allah di akhirat.
Kiai Said menjelaskan bahwa terdapat dua amanat besar yang ditipkan Allah kepada manusia. Pertama, amanah samawiyah ilahiah muaqaddasah. Sebuah amanat yang datang dari langit bersifat ketuhanan dan sakral. Inilah amanat agama yang terdapat dua hal yakni syariah dan akidah.
“Alhamdulillah kita, Nahdliyin, masalah akidah sudah selesai. Syariah, kita orang santri selalu beribadah sekuat tenaga, semampu mungkin kita menjalankan syariat Islam. Artinya kita sudah mampu menjalankan amanah samawiyah ilahiah muqaddasah, diniyah,” terang Kiai Said.
Kedua, amanat insaniah waqiiyah ardliyah ijtihadiyah. Sebuah amanat yang bersifat manusiawi, tidak sakral atau profan, realistis, dan bersifat ijtihadi. Artinya, menuntut seseorang untuk cerdas serta berpikir kreatif.
“Itu amanat yang kedua. Jadi kita ini diperintah oleh Allah agar menjadi manusia yang cerdas, manusia yang tanggap, siap untuk menghadapi apa pun. Inilah amanat yang diemban dan diimplementasikan oleh Mbah Wahab Chasbullah (dan para pendiri NU lainnya),” tegas Kiai Said.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyebut bahwa Kiai Wahab Chasbullah sebagai seorang ulama besar, inisiator, pendiri, dan penggerak NU. Lebih jauh disebut sebagai kiai yang memiliki wawasan luas dan berpandangan modern jauh ke depan dengan cita-cita besar serta mulia.
“Beliau juga dikenal sebagai sosok ulama pejuang, mengajarkan cinta tanah air, hubbul wathan minal iman, menggelorakan semangat kebangsaan, selalu berjuang untuk tegaknya NKRI. Teladan akhlak Kiai Abdul Wahab Chasbullah akan terus abadi menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama dalam menghadapi kondisi bangsa seperti saat ini,” pungkas Jokowi.
Untuk diketahui, Haul Emas KH Abdul Wahab Chasbullah ini dilangsungkan secara virtual melalui 270 kanal Youtube dari berbagai daerah, bahkan hingga ke luar negeri. Dalam acara ini juga dilangsungkan peluncuran Asosiasi Youtuber Santri Indonesia (Aysi).
Aysi adalah komunitas santri untuk mengembangkan dakwah digital melalui kanal youtube dan platform media sosial lainnya. Visinya, menjadi komunitas dakwah digital santri yang kreatif, inovatif, profesional, dan rahmatan lil alamin.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syamsul Arifin