Kisah Peserta Terbaik MTQ Internasional JQHNU 2023 Rela Tinggalkan Pekerjaannya demi Jadi Qari
Sabtu, 9 September 2023 | 17:00 WIB
Jakarta, NU Online
Sayyeid Mostafa Hoseini terpilih sebagai qari terbaik dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional Ke-3 Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) tahun 2023. Menjadi pelantun ayat-ayat suci Al-Qur’an merupakan hal yang paling penting dalam kehidupannya. Tak pelak, ia pun rela menanggalkan statusnya sebagai tenaga kesehatan masyarakat demi terus melantunkan ayat-ayat suci.
“Melantunkan ayat al-Qur’an adalah hal paling penting bagi hidup saya. Saya tinggalkan pekerjaan saya demi melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an,” ujar pria asal Iran ini kepada NU Online setelah penutupan MTQ Nasional Ke-9 dan MTQ Internasional Ke-3 JQHNU di Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Jumat (8/9/2023).
Sebagai lulusan Kesehatan Masyarakat, ia sempat bekerja dalam bidang yang ia pelajari secara serius di kampusnya itu. Namun, undangan haflah melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an tak terbendung sehingga membuatnya harus rela meninggalkan pekerjaannya itu.
“Namun, saya punya banyak jadwal haflah akhirnya saya tinggalkan pekerjaan saya. Tidak ada hal yang paling penting, tidak ada yang paling berharga ketika melihat orang-orang senang atas lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an saya,” katanya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada umat Islam agar tidak boleh meninggalkan membaca Al-Qur’an. “Jangan tinggalkan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Jangan lupa untuk memberikan penghargaan terbaik bagi mereka yang menjadi terbaik,” ujarnya.
Menjadi terbaik
Ia sangat bersyukur mendapatkan berkah Allah swt sebagai terbaik pertama dalam ajang MTQ Internasional Ke-3 JQHNU di Tanah Laut. Pasalnya, ia memandang bahwa qari-qariah dari Indonesia dan Malaysia merupakan pelantun Al-Qur’an terbaik.
“Saya sangat senang karena mendapatkan berkah Allah swt sebagai terbaik pertama. Qari-qari Indonesia Malaysia keren-keren,” katanya.
Dalam pandangannya, ajang MTQ Internasional JQHNU ini sangat baik. Hal ini ia rasakan setelah mengikuti ajang internasional untuk kali ketujuhnya, setelah di Iran sendiri, Turki, Kuwait, Irak, Malaysia, hingga Rusia. Ia menaruh harapan agar MTQ Internasional ini dapat lebih kompetitif ke depannya dengan banyaknya perwakilan negara-negara lain.
Ia juga menuturkan bahwa peraturan untuk melantunkan ayat suci Al-Qur’an dengan waktu 10 menit dalam sebuah kompetisi merupakan hal baru sehingga merasa perlu penyesuaian. Tak pelak, dalam perjalanan menuju Indonesia, ia terus merancangsuaikan melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an selama 10 menit agar tepat sesuai yang diharapkan. Sebab, di Iran sendiri katanya, biasanya dibatasi dengan jumlah baris atau ayat, tidak dengan menit.
“Saya sudah merencanakan sejak perjalanan di Iran bagaimana agar dapat membaca 10 menit dengan baik,” ujarnya.
Meski baru kali pertama, Mostafa sudah sangat terkesan dengan Indonesia. Ia menyukai beragam hal di negeri ini, mulai dari budayanya, cuacanya yang sangat cocok untuk suara, pepohonannya, dan sebagainya. Tak terkecuali orang-orangnya yang tampak sangat mencintai Al-Qur’an.