Korban Banjir Sumatra Tembus 1.006 Jiwa, Ansor Aceh: Negara Harus Ambil Langkah Luar Biasa
Ahad, 14 Desember 2025 | 11:00 WIB
Banda Aceh, NU Online
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Aceh Azwar A Gani menyebut bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat telah berkembang menjadi krisis kemanusiaan berskala besar. Hal itu menyusul data terbaru yang menunjukkan jumlah korban meninggal dunia telah menembus 1.006 jiwa, dengan jumlah pengungsi nyaris mencapai satu juta orang.
“Ini bukan lagi bencana biasa. Ini tragedi kemanusiaan yang membutuhkan langkah luar biasa dari negara,” kata Azwar A. Gani, Sabtu (13/12/2025), merespons perkembangan situasi banjir dan longsor di wilayah Sumatra.
Berdasarkan data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Aceh menjadi provinsi dengan korban meninggal terbanyak, yakni 415 orang. Sementara itu, Sumatra Utara mencatat 347 korban jiwa, dan Sumatra Barat 241 korban jiwa. Selain korban meninggal, tercatat 217 orang masih dinyatakan hilang, serta 5.400 orang mengalami luka-luka.
Azwar menilai tingginya angka korban menunjukkan lemahnya sistem mitigasi bencana serta buruknya pengelolaan lingkungan di sejumlah wilayah rawan.
Ia menegaskan, Ansor di Aceh dan Sumatra telah bergerak maksimal di lapangan. Namun skala bencana ini jauh melampaui kemampuan organisasi kemasyarakatan.
“Ansor dan Banser berada di garis depan, membantu evakuasi, distribusi logistik, dapur umum, dan pendampingan pengungsi. Tapi dengan hampir satu juta orang mengungsi, ini jelas tidak bisa ditangani sendiri oleh relawan,” ujarnya.
BNPB juga melaporkan dampak kerusakan yang sangat luas. Sedikitnya 158.000 unit rumah rusak di 52 kabupaten/kota terdampak. Kerusakan turut menimpa 1.200 fasilitas umum, termasuk 219 fasilitas kesehatan, 581 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 290 gedung perkantoran, serta 498 jembatan yang rusak atau putus total. Kondisi ini memperparah kesulitan akses bantuan ke wilayah terdampak.
Menurut Azwar, situasi tersebut menuntut respons negara yang lebih cepat dan tegas. Ia mendorong pemerintah pusat untuk mempertimbangkan penetapan status bencana nasional, agar mobilisasi sumber daya dan anggaran dapat dilakukan tanpa hambatan birokrasi.
“Kita tidak boleh terjebak pada perdebatan administratif. Yang kita hadapi adalah rakyat yang kehilangan rumah, keluarga, dan masa depan. Negara harus hadir penuh,” tegasnya.
Azwar juga menyoroti kondisi pengungsi yang tersebar di ratusan titik darurat dengan fasilitas terbatas. Banyak pengungsi, kata dia, masih kekurangan air bersih, layanan kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
Ia menambahkan, proses pencarian korban hilang dan pemulihan akses jalan harus menjadi prioritas utama. Banyak wilayah, khususnya di pedalaman Aceh dan Sumatra Utara, masih terisolasi akibat jembatan putus dan longsor yang menutup badan jalan.
“Setiap jam sangat menentukan. Korban hilang harus segera ditemukan, dan jalur logistik harus dibuka secepatnya,” kata Azwar.
Menutup pernyataannya, Azwar A Gani mengajak seluruh elemen bangsa, baik pemerintah, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, maupun masyarakat luas, untuk bersatu menghadapi bencana ini.
“Solidaritas merupakan kunci. Bencana ini menguji kemanusiaan kita semua,” pungkasnya.
============
Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman beranda atau via web filantropi di tautan berikut.