Kunjungi PBNU, Dubes Ukraina Ingin Jembatani Komunikasi Muslim Ukraina dan Indonesia
Rabu, 16 Oktober 2024 | 14:30 WIB
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin saat berbincang dengan Ketua Umum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (16/10/2024). (Foto: NU Online/Syakir)
Jakarta, NU Online
Komunikasi menjadi hal penting dalam membentuk pemahaman bersama sehingga saling menghormati satu sama lain. Hal itulah yang hendak dibangun Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dalam menjembatani komunitas Muslim Ukraina dan masyarakat Islam Indonesia.
“Penting bagi masyarakat Muslim dunia untuk saling berkomunikasi, juga masyarakat Katolik dunia,” katanya usai menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Menurutnya, komunikasi dan dialog itulah yang membawa manusia saling memahami dan membentuk pertemanan. Hal itu juga, katanya, yang dapat mencegah manusia dari konflik.
“Jika kita punya pemahaman bersama, bakal mengurangi kesalahpahaman sehingga kita tidak punya alas an untuk berkonflik,” ujarnya.
Ia mengaku berupaya agar komunitas Muslim Ukraina dapat bermitra dengan masyarakat Islam Indonesia. Sebab, selama ini mereka sudah erat berhubungan dengan negara-negara di Timur Tengah, seperti Turki, Mesir, Arab Saudi, Yaman, dan Yordania. Hal ini mengingat masyarakat Muslim di negerinya belajar Islam di negara-negara tersebut.
“Meskipun demikian, kita tidak mengeksklusi untuk berkomunikasi juga dengan lebih banyak negara lagi. Indonesia, Malaysia, Brunei kenapa tidak?” katanya.
Upaya ini dilakukan sebagai bagian dari misi utamanya sebagai duta besar.
“Misi utama saya untuk membangun jembatan antara komunitas Muslim di Ukraina dan masyarakat Muslim di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, Indonesia dengan 200 juta masyarakat Islam berpartisipasi secara aktif dalam konteks global dan memberikan pengaruh besar. Pun masyarakat Muslim Ukraina yang meskipun berjumlah kurang dari 2 juta, mereka juga berperan dalam budaya, politik, dan kehidupan sosialnya.
Oleh karena itu, kedatangannya ke PBNU juga dalam rangka berdiskusi terkait apa yang bisa dilakukan bersama untuk menghentikan kekerasan yang terjadi di dunia, khususnya agresi Rusia terhadap Ukraina yang sudah berlangsung tiga tahun ini.
“Kedatangan kami di sini di antaranya juga untuk berdiskusi apa yang bisa kami lakukan bersama dengan NU dan masyarakat Indonesia supaya menghentikan agresi Rusia di Ukraina. Dan tidak hanya itu, tetapi juga kekerasan HAM di dunia, Timur Tengah, Afrika,” ujarnya.
“Apa yang bisa kami lakukan bersama. Apa yang bisa dilakukan para politikus, apa yang bisa dilakukan pemimpin agama, dan apa yang dapat para komunitas agama lakukan dan kontribusikan, bagaimana kita bisa berkontribusi? Bagaimana kita bisa bersama secara praktis?” pungkasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya didampingi Ketua PBNU Ahmad Suaedy dan Wakil Sekretaris Jenderal Safira Machrusah, Sidratun Naim, dan Ahmad Ginanjar Sya’ban.