La Nina Berdampak bagi Kesehatan, Ini Langkah Antisipasinya
Senin, 26 Oktober 2020 | 10:00 WIB
dr Muhammad Makky Zamzami dari Lembaga Kesehatan PBNU mengajak masyarakat mewaspadai dampak La Nina bagi kesehatan. (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)
Jakarta, NU Online
Indonesia menjadi salah satu negara yang diprediksi akan terdampak La Nina. La Nina merupakan fenomena iklim global ditandai adanya anomali suhu muka air di Samudera Pasifik. Dampak yang dapat dimunculkan akibat fenomena ini di antaranya cuaca ekstrem disertai angin kencang. Puncaknya, bisa menyebabkan banjir bandang dan longsor jika tidak disiasati secara dini.
Terkait hal ini, Bendahara Pengurus Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dr Muhammad Makky Zamzami, mengatakan banjir bandang dan longsor tidak boleh diremehkan. Bencana alam tersebut akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Misalnya saja, flu, diare, gatal-gatal, dan penyakit kulit.
Dia menjelaskan, kemungkinan terjadi bencana alam di tengah pandemi harus menjadikan masyarakat lebih peduli lagi terhadap kondisi kesehatannya. Protokol kesehatan yakni menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak bisa menjadi solusi agar banjir atau longsor tidak berdampak buruk kepada kesehatan warga.
"Perubahan cuaca bisa menurunkan kesehatan warga kalau tidak menjaga kesehatan. Sebetulnya apa yang hari ini kita lakukan sudah menjaga kesehatan. 3M itu, jadi bukan hanya buat Covid-19, 3m dapat menghindari flu yang diakibatkan oleh banjir itu," kata dr Makky kepada NU Online, Senin (26/10).
Dia menyarankan kepada masyarakat mengoptimalkan daya tahan tubuh karena La Nina menyebabkan turunnya hujan disertai angin kencang. Saat musim penghujan, minum air putih termasuk hal yang sangat dianjurkan agar tidak dehidrasi.
"Minum harus dijaga, biar tak dehidrasi. Minum membuat daya tahan tubuh lebih kuat," sambung pria yang juga Ketua Satgas NU Peduli Covid-19.
Selanjutnya, bagi warga yang tinggal di bantaran sungai atau yang tinggal di daerah rawan banjir harus melakukan siap siaga melalui kegiatan menjaga kebersihan lingkungan. Jika tidak dimaksimalkan, lanjutnya, penyakit kulit, diare, akan menyerang.
"Kita bisa menghindari itu misalnya dengan menggunakan sepatu anti air, tangannya pakai sarung tangan besar anti ai saat berada di lokasi banjir. Tak lupa kalau hujan menggunakan jas hujan. Makan-makanan yang tidak kena air," tutur Makky.
Sebelumnya, Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko menjelaskan La Nina dikuti oleh perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya berupa peningkatan angin pasat Timuran lebih kuat dari kondisi normalnya dan telah berlangsung beberapa bulan.
"Kondisi La Nina dapat berlangsung dengan durasi selama beberapa bulan hingga dua tahun," kata dia.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan