Lantik Fatayat NU Tiongkok, Ketum Fatayat Ajak Kader Maju Bersama Bangun Perdaban Dunia
Senin, 11 September 2023 | 19:00 WIB
Ketua Umum PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah melantik pengurus Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Fatayat NU Tiongkok, pada Ahad (10/9/2023). (Foto: Tangkapan layar Youtube)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah secara resmi melantik Pengurus Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Fatayat NU Tiongkok, pada Ahad (10/9/2023). Pelantikan yang digelar secara hybrid itu mengusung tema Aktualisasi Keilmuan dalam Gerakan Perempuan Islam yang Ramah Bagi Semesta.
Dalam sambutannya, Margaret mengajak para kader untuk maju bersama membangun peradaban dunia. Ajakan itu tak lain sebagai bentuk khidmah dan cara mengaktualisasikan visi serta misi PP Fatayat NU.
"Mari bersama-sama kita kuatkan khidmah lewat visi dan misi bersama PP Fatayat NU, yakni menguat bersama, maju bersama untuk perempuan Indonesia dan peradaban dunia," kata tokoh kelahiran 11 Mei 1978 itu.
Ia menegaskan, sebagai salah satu banom dari organisasi terbesar di dunia, Fatayat tidak hanya berfokus pada perluasan kader, tapi juga berkomitmen meningkatkan dan menguatkan peran perempuan untuk peradaban dunia yang lebih gemilang.
“Kita mempunyai konsentrasi dalam menguatkan peran Fatayat NU untuk peradaban dunia. sebagai salah satu struktur organisasi kita, mesti memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kualitas, tidak hanya sekedar pembentukan mengejar kuantitas,” tegasnya.
Hal itu diapresiasi dan disambut baik oleh Ketua Tanfidziyah PCINU Tiongkok, KH Kaula Fahmi. Ia berharap Fatayat NU Tiongkok bisa terus eksis memelihara kaderisasi dan meneruskan perjuangan masyayikh NU.
“Kita menanam untuk kelanjutan setelahnya, Fatayat NU Tiongkok sebagai banom, diharapkan terus meneruskan kaderisasinya. Tetap eksis jalan kaderisasi bukan hanya semangat diawal, tetapi juga meneruskan perjuangan masyayikh. Mudah-mudahan menjadi semangat awal dalam berkhidmat di NU,” ucapnya.
Selanjutnya, Ketua PCI Fatayat NU Tiongkok Surotul Ilmiyah menyebutkan telah menyiapkan rancangan visi dan program Fatayat NU Tiongkok ke depan dalam skema abreviasi/singkatan Fatayat Nahdlatul Ulama Tiongkok (FNU TIONGKOK).
Ilmi lantas menguraikan singkatan tersebut, yaitu: (F) merujuk pada Fun Islam, (N) NU Women, (U) Ukhuwah, (T) Talk about Islam China, (I) Inspiring Event, (O) Optimisme Kaderisasi, (N) NU Healthier, yang memiliki fokus yang berkaitan kesehatan, lingkungan hidup dan isi sosial perempuan, ibu dan anak, (G) all about Good enterpreneurship, (K) Karya Fatayat Tiongkok, (O) pusara bumi bulat , dan bisa menjadi benchmark kerja sama lintas Fatayat seluruh dunia dengan tergambar kubah Tiongkok (K) sebagai ilustrasi.
Baca Juga
Fatayat NU, antara Realita dan Harapan
"Harapannya ke depan dapat mengangkat gagasan al muhafadhatu alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Perempuan FNU Tiongkok bisa menjadi penggerak Ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai background intelektualitas kader Fatayat, dengan tetap mengakar pada tradisi Islam rahmatan lil alamin di bumi Tiongkok," ucap Ilmi.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan RI Hj Ida Fauziah mengucapkan selamat atas pelantikan pengurus Fatayat NU Tiongkok ini. Ia berharap, kehadiran Fatayat NU Tiongkok bisa berkontribusi untuk menebarkan nilai dasar dan nilai perjuangan Fatayat NU itu sendiri. Menebarkan Islam rahmatan lil 'alamin dengan manhaj Ahlussunah wal Jamaah di negeri tirai bambu.
"Semoga ini bisa menjadi cara memahami nilai dasar dan nilai perjuangan yang berdasar Ahlussunnah wal jamaah khususnya dalam memberikan pandangan yang universal dalam advokasi masalah perempuan," ungkapnya.
Sementara, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hj Safira Machrusah mengingatkan pengurus dalam menyusun program kerja. Mengadopsi program kerja dari pimpinan pusat, Fatayat NU Tiongkok juga harus menyusun program dengan memperhatikan isu yang ada. Seperti isu perdagangan orang (human trafficking) yang menjadi masalah utama WNI di luar negeri.
“Masalah yang mendasar dalam tantangan bagi WNI adalah human trafficking, ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. ditambah, dengan perkembangan media sosial yang luar biasa menambah persoalan kita untuk mengatasi masalah ini,” ujar Dubes Aljazair ini.