Lantik Tujuh Rektor, PBNU Ingatkan Tantangan untuk Besarkan UNU
Senin, 17 Februari 2020 | 14:30 WIB
Tujuh rektor UNU berpose bersama Ketum PBNU usai pelantikan, Senin (17/2). (Foto: NU Online/Syakir NF)
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan H Hanief Saha Ghafur mengingatkan tantangan tujuh rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) yang baru saja dilantik di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (17/2).
Hanief mengatakan, rektor UNU harus mampu bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi lainnya, yakni dengan cara mengalokasikan anggaran sebesar mungkin, setidaknya 20 persen untuk marketing kampusnya, mem-branding, dan me-rebrand, yang hasilnya mendapat respons positif dari masyarakat.
"Kalau marketingnya lemah maka daya saing juga akan lemah terutama perguruan tinggi swasta," kata Hanief.
Selain marketing, lanjut Hanief, rektor UNU juga harus memiliki daya juang dan memilili jiwa entrepreunership. Sebab, UNU merupakan perguruan tinggi swasta. Sementara swasta harus membiayai dirinya sendiri.
"Perguruan tinggi swasta hidupnya tidak disubsidi pemerintah, tidak dapat anggaran APBN. Kita harus membiayai sendiri. Kalau tidak kuat daya juangnya, maka perguruan nggak akan jalan," sergahnya.
Sebelummya, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj melantik tujuh rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), yakni H Farid Wajid sebagai rektor UNU Kalimantan Timur masa khidmat 2019-2024, Rahmat Saputra sebagai rektor UNU Kalimantan Barat masa khidmat 2020-2025.
Selain itu, rektor yang dialntik bernama Rohadi Abdul Hadi sebagai rektor UNU Purwokerto 2019-2024, H Fathul Anam sebahai rektor UNU Sidoarjo 2020-2025, H Nusra sebagai rektor UNU Sumatera Barat masa khidmat 2019-2021, UNU Sulawesi Tenggara Nasruddin Suyuti 2019-2024, dan Hariadi sebagai rektor Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pekalongan masa khidmat 2020-2024.
Sebelum melantik, Kiai Said menanyakan lebih dulu kesiapan tujuh rektor PTNU tersebut. "Apakah Bapak-bapak sudah niat dengan sungguh-sungguh akan mengabdikan diri kepada UNU yang akan kita percayakan kepada Bapak-bapak?" tanya Kiai Said.
Tujuh calon rektor pun serempak menjawab kesanggupannya untuk mengemban amanah tersebut, memimpin lembaga pendidikan tinggi berlabel NU.
Editor: Musthofa Asrori