LAZISNU PBNU dan BPKH Serahkan Bantuan Gerai Haji Mart untuk Pesantren di Aceh Besar
Jumat, 9 Februari 2024 | 08:00 WIB
Penyerahan secara simbolis Gerai Haji Mart dari LAZISNU PBNU dan BPKH RI kepada dua pesantren di Aceh Besar. (Foto: dok. LAZISNU).
Aceh Besar, NU Online
NU Care-LAZISNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI kembali bersinergi memberikan manfaat melalui Program Kemaslahatan, dalam ruang lingkup program pemberdayaan ekonomi umat.
Kali ini, guna meningkatkan pemberdayaan ekonomi umat berbasis pesantren, BPKH menggandeng NU Care-LAZISNU menyerahkan bantuan berupa modal usaha dan gerai Haji Mart kepada dua dayah atau pesantren di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Bantuan tersebut diserahkan kepada Dayah Raudhatus Sakinah dan Yayasan Pesantren Ar-Rabwah An-Najiyah pada Rabu (7/02/2024) bertempat di Dayah Raudhatus Sakinah Kabupaten Aceh Besar.
Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU Qohari Cholil menyampaikan apresiasi kepada Dayah Raudhatus Sakinah dan Yayasan Ar-Rabwah di Aceh Besar sebagai penerima manfaat Program Kemaslahatan. Menurut Qohari, kedua pesantren tersebut telah gigih mengawal program sejak pengajuan proposal hingga bantuan berupa Haji Mart diserahterimakan.
“Atas terlaksananya bantuan program pengadaan Haji Mart di dua dayah atau pesantren di Aceh Besar ini, saya sampaikan terima kasih kepada BPKH dan selamat kepada Dayah Raudhatus Sakinah dan Yayasan Ar-Rabwah yang telah menerima manfaat dari Program Kemaslahatan,” ungkap Qohari.
Menurutnya, bantuan itu sejalan dengan salah satu pilar program di LAZISNU, yaitu NU Care Berdaya di bidang ekonomi.
“Program ini dapat membantu dalam pemberdayaan ekonomi umat dan memberdayakan kesejahteraan mustahiq,“ ucap Qohari.
Ia menambahkan bahwa pada 2023, NU Care-LAZISNU juga dipercaya oleh BPKH untuk menjalankan program pengadaan Marbot Mart kepada 30 masjid di wilayah Bogor, Jawa Barat. Qohari bersyukur karena sampai hari ini program Marbot Mart semakin berkembang.
“Semoga bantuan yang diberikan kepada dua pesantren di Aceh Besar itu dapat dikelola dengan baik dan bisa berkembang,” harap Qohari.
Sementara itu, Anggota Badan Pelaksana bidang Kesekretariatan Badan dan Kemaslahatan BPKH Amri Yusuf menjelaskan bahwa bantuan dalam bidang pemberdayaan ekonomi umat tercatat sudah ratusan yang diresmikan dan masih berjalan.
“Ada 30 unit kontainer Marbot Mart di wilayah Bogor. Kemudian ada pemberian modal usaha kepada 3 lokasi pondok pesantren dan 30 unit kontainer Haji Mart di Cianjur dalam proses pengadaan, 2 unit di Kota Medan, serta pemberian modal usaha kepada 43 UMKM di Tapanuli Sumatera Utara,” papar Amri.
“Saya harap kepada Dayah Raudhatus Sakinah dan Yayasan Ar-Rabwah yang telah menerima manfaat dari program ini dapat mengelola Haji Mart dengan baik sehingga lima sampai dengan sepuluh tahun ke depan Haji Mart ini masih beroperasi,” harapnya.
Amri memaparkan, bantuan tersebut sesuai dengan komitmen BPKH dalam menyalurkan nilai manfaat dari hasil Dana Abadi Umat (DAU), sebagaimana diatur dalam PP Nomor 5 Tahun 2018 Tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 terkait Pengelolaan Keuangan Haji dan diatur dalam PBPKH No 7 tentang Prioritas Kegiatan Kemaslahatan, yang salah satunya adalah pemberdayaan ekonomi umat.
“Sesuai amanat Undang-Undang, BPKH RI mengelola dana haji dan dana kemaslahatan (dana abadi umat), dan bantuan ini merupakan realisasi program kemaslahatan BPKH RI Tahun Anggaran 2023,” jelas Amri.
Ia mengungkapkan, dana yang dikelola BPKH yakni sekitar Rp170 triliun yang berasal dari pengembangan investasi syariah total Rp135 triliun dana setoran awal 5,5 juta calon jamaah haji. Dari keseluruhan dana tersebut, sejumlah Rp3,8 triliun merupakan dana abadi umat. Dana ini, lanjutnya, yang kemudian dikembangkan sesuai prinsip syariah dan menghasilkan sekitar Rp230 miliar per tahun.
“Dana pengembangan ini yang kemudian menjadi sumber dana dari penyaluran Program Kemaslahatan. Jadi seluruh dana yang digunakan dalam Program Kemaslahatan, dari mulai layanan ibadah haji, pembangunan sarana pendidikan dan dakwah, sosial keagamaan, sarana prasarana ibadah, sampai dengan pemberdayaan ekonomi umat ini sama sekali tidak menggunakan setoran awal jamaah haji, melainkan dari nilai manfaat dana abadi umat (DAU) yang dikelola oleh BPKH RI sesuai dengan asas prinsip syariah, kehati-hatian, nirlaba, transparan dan akuntabel,” pungkasnya.
Ketua Yayasan Ar-Rabwah An-Najiyah, Bisri Syama’un mengaku pihaknya bahagia dan tidak menyangka akan mendapat bantuan tersebut.
“Saya ingin sedikit bercerita, Yayasan Ar-Rabwah ini letaknya agak jauh dari pusat kota dan menaiki bukit. Meskipun masih di Aceh Besar, tapi untuk akses mendapatkan bantuan, yayasan kami belum terjangkau. Kemudian datanglah Tim dari BPKH dan LAZISNU ke yayasan kami menyampaikan bahwasanya akan ada bantuan yang diberikan kepada kami. Saat itu kami senangnya luar biasa. Kami sebenarnya tidak menyangka akan diberikan bantuan ini, utamanya bantuan ini berupa pemberdayaan ekonomi umat,” ujar Bisri
Pihaknya berharap bantuan yang telah diberikan bukan menjadi yang pertama dan terakhir, namun menjadi pembuka untuk bantuan-bantuan lainnya.
Wakil Pimpinan Dayah Raudhatus Sakinah, Tgk Muhammad Julita mengatakan bahwa bantuan yang diberikan untuk pesantren-pesantren di Aceh kerap dalam bentuk bantuan fisik. Namun kali ini bantuan datang dari BPKH dan LAZISNU berupa pemberdayaan ekonomi.
“Selama ini hampir setiap bantuan yang diberikan kepada dayah di Aceh biasanya dalam bentuk pembangunan fisik. Namun alhamdulillah dengan hadirnya Program Kemaslahatan BPKH yang bekerja sama dengan LAZISNU, kami diberikan modal usaha dengan tujuan membantu pendapatan dayah. Maka, kami mengucapkan ribuan terima kasih atas diberikannya bantuan Haji Mart ini. Insyaallah bantuan ini dapat bermanfaat dan kami kelola sebaik mungkin,” ucapnya.
Turut hadir pada serah terima bantuan tersebut Pimpinan Dayah Raudhatus Sakinah Abu Hasanuddin, Kepala Sekolah SMPIT Ar-Rabwah An-Najiyah Ustadz Muazzir, Direktur Akademik Pesantren dan Koordinator Bidang Ekonomi Ar-Rabwah An-Najiyah Almizan, perwakilan dari tim BPKH dan manajemen NU Care-LAZISNU PBNU.