Lesbumi: Jadikan Kembali Seni Tradisi sebagai Media Dakwah
Sabtu, 15 September 2012 | 23:26 WIB
Cirebon, NU Online
Disamping dengan ceramah, para ulama NU didorong menjadikan kembali seni tradisi sebagai media dakwah seperti yang dilakukan Walisongo. Dalam pandangan.
<>Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), melalui seni tradisi akan mampu menunjukkan gerakan NU sebagai gerakan kemanusiaan dalam membentuk insan kamil.
"Lesbumi akan tampilkan seni tradisi untuk menopang penampilan NU yang selama ini terkesan gerakannya politik semata," kata Wakil ketua PP Lesbumi Muhammad Jadul Maula kepada NU Online di arena Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Pondok Kempek Cirebon, Sabtu (14/9).
Dia menilai sebagian para ulama NU masih memandang seni tradisi sebagai bentuk pelencengan. Padahal adanya pelemcengan itu akibat upaya budaya luar untuk merubah citra kesenian tradisi.
"Oleh karenanya Lesbumi akan berusaha mempekenalkan sekaligus mengembalikan seni tradisi yang sedang terkikis kepunahan," katanya.
Untuk menunjukkan upaya tersebut, Lesbumi menggelar pementasan seni tradisi di arena panggung kesenian Munas Ulama dan Konbes NU. Pementasan akan digelar mulai Sabtu siang hingga malam terakhir acara Munas (17/9).
Para seniman asal Cirebon akan mementaskan seni tradisi yang semuanya sebagian berasal dari daerah Cirebon ini. Diantaranya gamelan Renteng, Tari Rampak Topeng, Barangsoi Singa Mas, pencak silat, Rampang Genjring, Tarling klasik dan Akrobat kuda kecil.
"Semuanya yang dipentaskan mengisahkan sejarah kerajaan Islam terutama di wilayah Cirebon ini," kata aktifis komunitas Ampera Jati Cirebon Akbaradin Sucipto kepada NU Online.
Disamping itu, Ki Ageng Ganjur pimpinan Zastrow Ngatawi dan wayang kulit Ki Entus Susmono akan meramaikan acara kebudayaan ini pada malam terakhir.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Qomarul Adib