Nasional

Lesbumi PBNU Sajikan Tari dan Musik Kontemporer 'Panji' di ASEAN IIDC 2023

Senin, 7 Agustus 2023 | 09:00 WIB

Lesbumi PBNU Sajikan Tari dan Musik Kontemporer 'Panji' di ASEAN IIDC 2023

Contemporary Panji’s Dance Garapan Lesbumi PBNU yang tampil di ASEAN IIDC 2023, Senin (7/8/2023) di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Forum ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (ASEAN IIDC) yang di gelar di Jakarta, Senin (7/8/2023) menampilkan Contemporary Panji’s Dance Garapan Lesbumi PBNU. Seni tersebut merupakan satu bentuk garap tari dan musik kontemporer yang diadaptasi dari beksan Panji. Kisah-kisah Panji sendiri begitu sarat akan makna filosofis bagi masyarakat Asia Tenggara. Cerita Panji merupakan kisah yang berkembang dari Jawa pada abad ke-12 tepatnya saat masa kerajaan Jenggala dan Kadiri.


Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU, KH Jadul Maula menjelaskan, kisah Panji tersebut juga merupakan sumber inspirasi sastra yang berkembang di Bali, Lombok, Melayu, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, hingga Fillipina. Meski kemudian tokohnya berubah nama dengan lata rbelakang yang berbeda-beda pula, namun tetap dengan kisah asmara cinta yang senada.


"Artinya kisah Panji merupakan keberhasilan cara diplomasi dan komunikasi untuk mempersatukan bangsa-bangsa dan budaya yang ada di Nusantara dan Asia Tenggara,” ujar Kiai Jadul, Senin (7/8/2023).


Cerita Panji berkisah antara dua tokoh, yakni Panji Inu Kertapati (Asmarabangun) yang merupakan putera mahkota dari kerajaan Jenggala dan Dewi Sekartaji (Candra Kirana) puteri dari kerajaan Kadiri (Daha). Inu Kertapati dan Sekartaji merupakan dua sosok yang saling mencintai dan umumnya perjalanan kisah asmara mereka selalu berakhir dengan persatuan cinta keduanya.


Dikisahkan pada suatu ketika Inu Kertapati terpaksa harus berpisah dengan Sekartaji akibat suatu konflik kerajaan. Dengan keteguhan dan tekad hatinya, kemudian Inu Kertapati memutuskan untuk mengembara menyamar menjadi rakyat biasa demi bertemu kembali dengan pujaan hatinya, Dewi Sekartaji. Berkat keteguhan cinta Inu Kertapati, akhirnya Inu Kertapati dan Sekartaji dapat bertemu kembali dan kemudian keduanya hidup bahagia.


Sekartaji atau "Candra" Kirana memiliki makna rembulan, dan Inu Kertapati digambarkan sebagai matahari. Romantika Inu Kertapati dengan Sekartaji layaknya matahari dan rembulan yang selalu kejar-mengejar. Ada kalanya matahari dan bulan bertemu, berpisah, dan kemudian bertemu kembali. Matahari dan bulan saling berperan dalam setiap poros harinya.


Berkat matahari dan rembulan, dunia selalu terang benderang baik ketika siang hari maupun ketika malam hari. Hal ini bermakna kesejatian cinta yang saling isi mengisi dan melengkapi. Matahari dan bulan layaknya cinta; awal sebuah akhir dan akhir sebuah awal.


Inu Kertapati dan Sekartaji juga merupakan manifestasi dari rupa cinta sejati dari dua sosok insan manusia. Segala hal mestinya berawal dan berakhir dengan cinta, bermula dan bermuara pada cinta. Keteguhan cinta Inu Kertapati mampu mempertemukan kembali sebuah perpisahan dan melahirkan kesetiaan. Hanya cinta yang mampu menumbuhkan kepedulian.


“Romantika cinta matahari dan bulan yang saling isi-mengisi juga merupakan bentuk keselarasan, keseimbangan, bahkan keabadian. Tanpa cinta, kepedulian tidak akan tumbuh, empati tidak akan hadir di dalam hati manusia. Maka, kisah Panji dapat kita artikan sebuah kampanye raya cinta bagi seluruh umat manusia,” jelas Kiai Jadul.


Contemporary Panji' Dance Lesbumi PBNU digarap dengan pendekatan empat unsur kebudayaan, yakni; Jawa, Bali, Melayu, dan Thailand. Musiknya digarap dengan perpaduan musik barat (orkestra) dan empat unsur musik tradisi dari Jawa, Bali, Melayu, dan Thailand. Setidaknya hal ini dapat menegaskan bahwa barat sebagai simbol modernitas harus seimbang dengan khasanah ketimuran yang lebih spiritual.