SMK Maarif NU 1 Temon, peraih medali perak dan perunggu di ajang World Science Environment and Engineering Competition (WSEEC) 2021. (Foto: dok SMK Maarif NU Temon)
Jakarta, NU Online
Lima medali berhasil diraih oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di lingkungan LP Ma'arif NU pada ajang World Science Environment and Engineering Competition (WSEEC) 2021. WSEEC 2021 adalah kompetisi science tingkat SMA/SMK/MA diikuti 288 tim dari 21 negara; yakni Indonesia, USA, Thailand, Korea, Macedonia, Nigeria, Malaysia, Filipina, Puerto Riko, Turki, Hongkong, Makau, India, Rusia, Romania, Iran, Yaman, Afrika Selatan, Vietnam, Meksiko, dan Irak. Kompetisi diselenggarakan secara daring pada 17-20 Juni 2021.
Peraih medali perak adalah SMK Ma'arif NU Temon. Dalam kompetisi ini, SMK Ma'arif NU 2 Temon melakukan observasi dan pengambilan data dilakukan di Pantai Congot, Kulon Progo.
Setelah data terkumpul, tim menyusun extended abstrack dan pembuatan poster penelitian dan menyiapkan presentasi. Siswa terjun langsung dalam pembuatan riset ini. Simulasi pelaksanaan lomba juga dilaksanakaan di sekolah, dibimbing oleh dua guru yakni Ahmad Arif Ma’ruf dan Erma Lailyfiah.
"SMK Ma’arif 2 Temon mengambil judul Waste Management Efforts on the Coast of Congot Beach, Kulon Progo, Yogyakarta Special Region (Upaya Penanggulangan Sampah di Pesisir Pantai Congot, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta)," ungkap Sekretaris LP Ma’arif NU DIY, Tadkiroatun Musfiroh, dalam rilis yang diterima NU Online, Rabu (23/6).
Selain meriah perak, SMK Ma'arif 1 Temon juga meraih satu medali perunggu, yakni melalui judul Analysis of The Effect of The Exitance of YIA on The Economic level Kaliwangan Kidul Hamlet Community Village Temon District Temon Kulon Progo 2021. Penelitian ini masuk kategori social science.
Adapun tiga medali perunggu masing-masing diraih oleh SMK Ma'arif NU 1 Wates yang mengangkat judul Transformasi Tari Angguk Sripanglaras; Dari Tuntunan Menjadi Tontonan masuk kategori environment; SMK Ma'arif NU 2 Sleman dengan judul The Values of Character Education From The Traditional Art of Kubro in Selingan Karang Talun, Ngluwar, Magelang yang masuk kategori social science; serta SMK Ma'arif NU Wonosari yang mengangkat judul Processing of Kimpul Flour Xanthosoma Sagittiolium a Raw Material for Making Noodles yang masuk kategori life sciene.
Ketua LP Ma'arif PBNU, Kiai Zainal Arifin Junaidi menyampaikan bahwa prestasi ini merupakan bukti kerja keras seluruh sumber daya dan ekosistem pendidikan NU dalam mengimplementasikan motto LP Ma'arif NU 'MANTAP (Mandiri, Afirmatip, Nirlaba, Transformatif, Adaptif dan Profesional).
"Selamat atas prestasi SMK-SMK Ma'arif NU dalam lomba kompetisi science tingkat internasional yang mendapatkan prestasi gemilang. LP Ma'arif NU PBNU berharap ke depannya peserta didik dapat meningkatkan prestasinya serta mampu mengembangkan bakat, terutama di bidang penelitian," terangnya.
WSEEC digelar oleh Himpunan Ilmuwan Muda Indonesia (Indonesian Young Scientist Association/IYSA) bekerja sama dengan Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.
"IYSA adalah sebuah lembaga yang memfasilitasi pelajar Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi di bidang keilmuan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. IYSA bergerak di bidang pendidikan, lebih tepatnya IYSA sebagai afiliator lomba nasional maupun internasional," terang Direktur IYSA Deni Irawan.
Tujuan diselenggarakan lomba adalah memberikan peluang bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, khususnya di bidang sains dan teknologi.
"Di luar itu, juga untuk menumbuhkan jiwa kompetensi agar lebih mengoptimalkan potensi yang ada di dalam diri pelajar Indonesia. Selain menyelenggarakan kompetisi, IYSA juga mengajak untuk study tour mengunjungi situs-situs budaya, kuliner, memperkenalkan budaya, dan lain-lain," imbuhnya.
Deni mengungkapkan, IYSA telah berkolaborasi dengan lebih dari 50 organisasi di seluruh dunia. IYSA juga siap memberikan kesempatan bagi siswa nasional maupun internasional untuk berkompetisi meningkatkan kemampuan mereka dalam berkolaborasi, berkomunikasi, dan berpikir kritis.
"Karena sekarang dunia pendidikan menekankan pada ketiga hal tersebut dengan menerapkan konsep ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia," pungkasnya.
Editor: Kendi Setiawan