LP Ma’arif NU-Kemendikbudristek Luncurkan Program Organisasi Penggerak Tingkat SMP
Selasa, 2 November 2021 | 10:30 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI meluncurkan Program Organisasi Penggerak (POP) Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), di lantai 8 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, pada Selasa (2/11/2021).
Ketua PP LP Ma’arif NU H Arifin Junaidi mengatakan bahwa POP dilakukan untuk menguatkan satuan pendidikan, kapasitas para tenaga kependidikan dan tenaga didik di lingkungan NU dengan melakukan peningkatan-peningkatan hard skill dan soft skill.
“Saat ini kami memprioritaskan untuk peningkatan hard skill para guru bahasa Inggris dan matematika, karena kami merasa di situlah kami lemah,” katanya saat menyampaikan sambutan dalam Peluncuran POP Tingkat SMP.
POP Tingkat SMP ini berfokus pada peningkatan kualitas literasi dan numerasi peserta didik. Sebab LP Ma’arif NU menyadari bahwa hasil dari Program Penilaian Pelajar Internasional/Program for International Student Assessment (PISA) menunjukkan, tingkat literasi dan numerasi anak didik di Indonesia sangat terpuruk.
“Tahun 2018 itu turun dari hasil 2015 terkait literasi, numerasi, dan sainsnya. Kami tidak hanya fokus pada literasi-numerasi, tetapi juga pengembangan karakter yang kami lakukan,” kata pria yang akrab disapa Arjuna itu.
Dikatakan, saat ini di LP Ma’arif NU terdapat 50 ribu guru bahasa Inggris dan matematika. Namun, hanya mampu menyelenggarakan pelatihan untuk 500 orang dalam satu tahun. Hal itu membutuhkan waktu 100 tahun lagi agar semua guru dapat mendapatkan pelatihan.
“Tetapi kami punya kiat dengan melakukan pelatihan-pelatihan itu dengan snow bowling effect (efek bola salju). Jadi yang kami latih 500, tetapi yang 500 itu nanti diharuskan melatih guru-guru yang lain, sehingga menggelinding dan terus berkelanjutan,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa LP Ma’arif NU terus bergerak untuk berkhidmat di dunia pendidikan, baik dengan maupun tanpa POP. Sebab dikatakan, LP Ma’arif sudah bergerak sejak 93 tahun lalu pada saat didirikan, sebelum Indonesia merdeka.
“Kami ini satuan pendidikannya ada 21 ribu se-Indonesia. 61 persen madrasah dan 39 persen sekolah. Jadi sekitar 8.190 kami punya sekolah. 60 persennya SD. Kemudian 30 persen SMP. Jadi sangat besar jumlahnya. (Tetapi) tentu kerja sama dengan semua pihak kami perlukan,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur POP SMP LP Ma’arif NU Wardi Tanjung mengatakan bahwa POP merupakan program untuk memperkuat kualitas para guru dan kepala sekolah dalam hal literasi-numerasi. Harapannya, bisa memberikan dampak besar terhadap hasil belajar siswa yang lebih baik.
“Karena itu, kami berharap mudah-mudahan program ini betul-betul menjadi gerakan yang terencana, bersifat jangka panjang untuk memperkuat institusi pendidikan kita,” kata Wardi.
Ia pun berharap agar semua guru dan kepala sekolah yang terlibat dalam program ini bisa memegang komitmen untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul, tangguh, dan kompetitif di era industri 4.0 ini.
Ia menyampaikan terima kasih atas dukungan Kemendikbudristek dan dinas pendidikan di daerah yang sudah memberikan kelancaran serta kemudahan, terutama dalam proses MoU dengan LP Ma’arif NU sehingga POP ini bisa berlangsung.
“Meskipun kegiatan ini berlangsung di periode akhir, mudah-mudahan bisa terus berlanjut hingga 2023,” harap Wardi.
Peluncuran POP ini dilakukan oleh Ketua PBNU Bidang Pendidikan Hanif Saha Ghofur didampingi oleh Ketua LP Ma’arif NU H Arifin Junaidi, Direktur POP SMP LP Ma’arif NU Wardi Tanjung, serta Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Iwan Syahril.
POP Tingkat SMP diluncurkan atas kerja sama LP Ma’arif NU dan Kemendikbudristek ini bertujuan melakukan peningkatan kualitas guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Program ini tersebar di lima provinsi yakni Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. POP Tingkat SMP juga akan dilaksanakan di 35 kabupaten/kota serta diikuti oleh 52 sekolah, 52 kepala sekolah, dan 208 guru, serta menerbitkan modul literasi dan numerasi untuk tingkat SMP.
Dari program tersebut, diharapkan para kepala sekolah dapat memahami proses pembelajaran siswa serta mampu mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar. Para pendamping juga diharapkan dapat menjadi rekan diskusi untuk membantu calon guru penggerak dalam mengimplementasikan merdeka belajar di sekolah.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi