LPBINU Harap Pemerintah Segera Sosialisasikan Dampak La Nina ke Pelosok Desa
Senin, 26 Oktober 2020 | 12:00 WIB
Jakarta, NU Online
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) berharap pemerintah segera mensosialisasikan fenomena alam La Nina sampai ke pelosok desa. Menurut LPBINU, La Nina diprediksi berlangsung Oktober 2020 sampai dengan Maret 2021 mendatang. La Nina merupakan fenomena iklim global ditandai adanya anomali suhu muka air di Samudera Pasifik.
Tak hanya itu, pada fenomena alam tersebut suhu muka air akan lebih tinggi mencapai minus 1 derajat celcius. La Nina jelas berdampak terhadap Indonesia sebab suhu muka air lautnya cenderung hangat.
Ketua LPBINU Muhammad Ali Yusuf menuturkan, tahapan yang saat ini bisa dilakukan pemerintah terutama Pemerintah daerah adalah dengan mensosialisasikan dampak yang akan dimunculkan oleh La Nina. Menurut dia, sosialisasi sangat penting agar masyarakat dapat segera mendeteksi secara dini. Masyarakat yang harus segera dikomunikasikan adalah warga yang tinggal di pinggiran pantai dan tebing.
"Sosialisasi di dataran pinggir laut. Adanya kemungkinan fenomena ini akan berdampak di daerah masing-masing. Kesiapan kita menjadi sangat penting," katanya kepada NU Online, Senin (26/10).
Jika sosialisasi telah dilakukan, masyarakat dapat melaporkan secara berkala dampak alam dari La Nina tersebut. Sehingga, pemerintah secara cepat bisa menanggulangi dampak yang ditimbulkan misalnya dengan menerjunkan tim ke lapangan atau membuat dengan membuat alat penahan longsor.
"Kalau ada tanda-tanda mau longsor masyarakat dapat dibantu pemerintah membuat penahan longsor," tuturnya.
Paling, penting, kata dia, peran Ketua RT/RW difungsikan agar setiap fenomena yang terjadi akibat La Nina itu bisa dikendalikan dengan optimal. Meski begitu, Ali Yusuf, meminta warga tidak perlu khawatir, sebab, setiap bencana alam diawali dengan tanda-tanda terlebih dahulu. Jadi masyarakat bisa siap-siap mencari perlindungan.
"Misalnya jika mau longsor, tanah-tanah pada retak," katanya.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan