LPBINU Jateng Buka Posko Bantuan dan Dapur Umum di Sejumlah Wilayah Terdampak Banjir
Kamis, 5 Januari 2023 | 19:00 WIB
Jakarta, NU Online
Cuaca ekstrem dan hujan deras yang melanda Indonesia menyebabkan sejumlah kota di Provinsi Jawa Tengah terendam Banjir. Merespons bencana banjir, Ketua Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Tengah, Winarti mengatakan pihaknya membuka posko bantuan logistik dan dapur umum di berbagai wilayah di Jawa Tengah.
“Di Kota Semarang itu membuka posko untuk pengungsian sekaligus untuk distribusi logistik pangan. Kemudian, di Pati membuka posko NU Peduli termasuk di antaranya dapur umum,” ungkap Wiranti kepada NU Online, Kamis (5/1/2023).
“Di pekalongan itu juga kita adakan dapur bergerak, di Semarang juga ada pembagian logistik siap saji ke masyarakat,” tambah Wiranti.
Adapun posko bantuan di Pekalongan dan Pati berlokasi di Gedung PCNU masing-masing. Posko bantuan NU Peduli Pekalongan ada di Jalan Sriwijaya, Pekalongan. Posko NU Peduli Pati berlokasi di Jalan Dr Susanto.
Sementara itu, posko NU Peduli Semarang berada di dua titik yakni di Gedung Majelis Wakil Cabang (MWC) Genuk dan Gedung MWC Tugu.
“Posko NU Peduli Kudus beralamat di Jalan Pramuka Nomor 21, Kudus,” kata Wiranti.
Sejauh ini, sambung Wiranti, belum ada tanda-tanda gangguan kesehatan pada para pengungsi. Namun, ia khawatir kesehatan masyarakat berpotensi terganggu jika banjir terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
“Ini biasanya akan mulai dirasakan beberapa hari setelah banjir. Biasanya terkait pencernaan dan penyakit kulit karena sanitasi dan air bersih kemudian kondisi lingkungan air yang bercampur dengan segala macam sampah,” kata dia.
“Biasanya NU Peduli Jawa Tengah itu akan mendirikan klinik kesehatan keliling untuk warga terdampak banjir. Kalau sekarang masih tanggap darurat untuk kebutuhan logistik dan pangan,” terang dia.
Ia juga menyatakan bahwa beberapa cabang NU di Jawa Tengah telah memiliki perahu karet sebagai fasilitas utama dalam pendistribusian bantuan banjir.
“Ini (perahu karet) akan mempermudah distribusi logistik dan mengevakuasi masyarakat terdampak yang membutuhkan pengungsian,” ungkap dia.
Meski begitu, masih terdapat beberapa daerah yang belum memiliki sarana distribusi yang memadai, seperti Pati misalnya.
"Pati itu luas jadi lebih lama dampaknya (banjir) dan itu membutuhkan bantuan perahu karet. Itu membutuhkan lebih banyak sarana untuk distribusi dan evakuasi,” kata dia.
LPBINU pertanyakan mitigasi bencana pemerintah
Soal banjir Semarang, Wiranti mempertanyakan upaya mitigasi bencana pemerintah setempat. Kendati respons saat kejadian banjir berlangsung dinilai tanggap, Wiranti menilai harusnya pola berulang banjir Semarang itu bisa dievaluasi dengan baik sehingga mitigasi prabencana bisa terlaksana.
“Hampir sama respon pemerintah dari tahun ke tahun, tidak ada perubahan signifikan dalam upaya kesiapsiagaannya,” ucap dia.
“Cepat, tapi kan perlu tindakan untuk merehabilitasi dan melakukan upaya pencegahan misalnya terkait dengan pengerukan sungai. Kemudian, pengaktifan gorong air, lalu yang terkait dengan memastikan kanal yang menuju ke laut pompanya berjalan dengan baik itu yang selalu lambat. Bahkan setahun ini tidak kelihatan,” tambah dia.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin