Maarif NU Ajak Kepala Sekolah Matangkan Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh
Jumat, 19 Juni 2020 | 23:00 WIB
Jakarta, NU Online
Untuk terus memaksimalkan efektivitas pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19, LP Ma’arif NU menyelenggarakan pelatihan pembelajaran jarak jauh. Pelatihan ini diikuti seratus kepala sekolah SD/MI seluruh Indonesia. Pelatihan tersebut dikhususkan untuk kepala sekolah dan madrasah yang berada di lingkungan LP Ma’arif NU seluruh Indonesia, Selasa (16/6) siang.
Ketua LP Ma’arif PBNU H Arifin Junaidi mengatakan dengan kondisi daerah di Indonesia yang berbeda-beda, pembelajaran jarak jauh atau daring dapat dilakukan dengan empat pola. Pembelajaran pola pertama menurutnya, banyak daring dari pada tatap muka yang berlaku di daerah dengan jaringan internet kuat.
Pembelajaran kedua lebih banyak tatap muka daripada daring yang berlaku di daerah belum terhubung jaringan internet atau internet belum stabil. Sedangkan pola ketiga, pembelajaran daring dan tatap muka dalam porsi yang sama, dimana harus di topang jaringan internet yang cukup kuat.
"Untuk pola keempat adalah sedikit daring dan sedikit tatap muka tetapi kita tidak tahu apakah bisa diterapkan dalam pelaksanaanya atau tidak, melihat target kurikulum yang harus dicapai," jelasnya.
Arifin Junaidi juga menyebutkan pelatihan penguatan pembelajaran jarak jauh via zoom rencananya juga akan diselenggarakan dengan kepala SLTP/MTs dan SMA/SMK/MA di lingkungan LP Ma'arif NU.
Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Hasan Chabibi menyebutkan dukungannya terhadap pelatihan yang dilakukan LP Ma’arif NU.
"Semua sekolah dan madrasah sekarang ini perlu merancang pembelajaran online yang efektif untuk menyambut kebijakan new normal. Selain itu, juga tolong diperhatikan aspek dan kondisi masing-masing daerah dalam penentuan pembelajaran ini," kata Hasan Chabibi.
Selama pandemi Mendikbud melakukan survei perkembangan proses belajar siswa yang dilakukan di rumah dengan memberikan bermacam-macam tugas. Dari tugas-tugas tersebut, kata dia, hasil survei urutan pertama siswa lebih banyak mengerjakan soal-soal dari guru, dan urutan kedua belajar interaktif bersama guru secara daring.
"Urutan ketiga siswa belajar dari aplikasi seperti ruang guru; dan urutan keempat dan seterusnya antara lain kegiatan praktik, belajar dari sumber digital, belajar dari buku-buku non-teks pelajaran, belajar dari TV, belajar dari radio, dan lainnya," jelasnya.
Ia menambahkan dari hasil survei Mendikbud tersebut bisa menjadi gambaran para guru pengampu pelajaran. Ia menyarankan kepada guru-guru untuk diimbangi dengan perhatian, motivasi, dan dukungan kepada siswa-siswi.
Kontributor: Mohamad Ronji
Editor: Kendi Setiawan