Maarif NU Protes Hilangnya KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Kemendikbud
Selasa, 20 April 2021 | 06:30 WIB
"LP Ma'arif PBNU memprotes Kamus Sejarah Indonesia Jilid I terbitan Kemendikbud yang tidak mencantumkan Pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari," kata Ketua LP Ma'arif PBNU H Zainal Arifin Junaidi. (Foto: istimewa)
Jakarta, NU Online
Ketua LP Ma'arif PBNU, H Zainal Arifin Junaidi sangat menyayangkan dan menyesalkan hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari pendiri NU dari buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1. Menurut Arifin Junaidi, hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari sebagai upaya sistematis pengaburan sejarah bangsa dan lebih jauh lagi upaya pengaburan akar bangsa Indoensia.
"Itu merupakan upaya untuk menafikan peran KHM Hasyim Asy'ari pada khususnya dan jamiyah NU pada umumnya dalam sejarah pergerakan, eksistensi, dan pembangunan bangsa. Penghapusan itu juga bisa diartikan sebagai upaya mengeleminasi NU dari partisipasi dan kontribusi NU dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa yang akan datang," kata Arifin Junaidi, Senin (19/4).
Ia juga menilai upaya sekelompok kecil orang melakukan penghapusan itu menunjukkan ada segelintir orang yang ingin mencitrakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kerdil, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya.
Karena itu, LP Ma'arif PBNU memprotes keras penghapusan itu dan meminta Kemendikbud untuk mencantumkan KHM Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia.
"LP Ma'arif NU juga minta pihak-pihak terkait di pemerintahan untuk menindak keras pelaku penghapusan itu, untuk menghindari kesan bahwa penghapusan itu dilakukan secara sengaja oleh pihak-pihak terkait di pemerintah," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan Nama Hadhratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Pendiri Nahdlatul Ulama, tidak termaktub dalam buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Ketua Umum NU Circle (Masyarakat Profesional Santri) R Gatot Prio Utomo melayangkan protes kepada Kemendikbud. Ia mengaku tersinggung dan kecewa atas penerbitan buku itu.
"Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadhratussyekh KH Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada “entry” nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohanya. Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran," katanya sebagaimana dilansir NU Circle pada Senin (19/4).
Gatot menjelaskan bahwa kekecewaan itu beralasan karena pada 7 Ramadhan, atau bertepatan Senin (19/4), warga NU sedang memperingati hari wafatnya Hadhratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Sebagaimana diketahui, kakek Gus Dur itu wafat 76 tahun lalu secara kalender Hijriah.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengklaim bahwa buku yang dimaksud tidak pernah diterbitkan secara resmi. "Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi," kata Hilmar melalui siaran pers tertulis pada Senin (19/4).
Akan tetapi, meski diklaim tidak diterbitkan secara resmi, buku tersebut telah diunggah di http://rumahbelajar.id/product id=NWQyMzExOTY1NWJmMWZhMzExOGI0NTY3 sejak tahun 2019. Sayangnya, saat NU Online mencoba menelusuri, tautan tersebut tidak lagi memuat buku yang dimaksud. Namun, salinan soft copy buku tersebut telah beredar luas di masyarakat.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad