Nasional

Mahasiswa Baru UIN Jakarta Sambut Kiai Said dengan Ya Lal Wathan

Rabu, 28 Agustus 2019 | 13:45 WIB

Mahasiswa Baru UIN Jakarta Sambut Kiai Said dengan Ya Lal Wathan

Kiai Said bersama para mahasiswa baru UIN Jakarta di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah, Rabu (28/8).

Tangerang Selatan, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menghadiri Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menyampaikan moderatisme Islam kepada ribuan mahasiswa baru pada Rabu (28/8).

Saat melangkah menuju tempat acara di Auditorium Harun Nasution, Kiai Said disambut dengan lagu Ya Lal Wathan yang dinyanyikan secara serentak oleh para mahasiswa baru tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Kiai Said menegaskan bahwa untuk bersikap moderat perlu kecerdasan. Ia mencontohkan seseorang yang moderat dalam bidang fiqih, yakni al-Imam Muhammad ibn Idris al-Syafi’i, seorang ulama pendiri Mazhab Syafi’i. Menurutnya, ulama kelahiran Palestina itu membangun pondasi moderatisme pada syariah.

“Imam Syafi'i berjasa besar meletakkan dasar wasathiyah di syariah,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.

Ia menjelaskan bahwa ulama yang wafat dan dimakamkan di Mesir itu menggabungkan nash-nash yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadis dengan akal. “Lahirlah prinsip wasathiyah fis syariah,” katanya.

Di samping itu, orang yang berjasa meletakkan dasar moderatisme dalam bidang aqidah adalah Imam Abul Hasan Ali al-Asy’ari. Imam al-Asy’ari menggabungkan nash-nash Al-Qur’an dan Hadis dengan akal. Kiai Said menyebut bahwa di dalam Al-Qur’an tidak disebut bahwa salah satu sifat wajib Allah adalah wujud. Tetapi, Imam al-Asy’ari menyatakan bahwa sifat wujud sebagai sifat wajib pertama di antara 20 sifat wajib yang ada.

Selain keduanya, lanjut Kiai Said juga menyebut Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari sebagai seorang ulama cerdas yang moderat. Pendiri NU itu meletakkan moderatisme dalam dunia politik. Melihat khilafah Islam sudah mulai terkikis, Kiai Hasyim mengeluarkan jargon “Nasionalisme bagian dari iman”.

Dalam kesempatan tersebut, kiai yang menamatkan studinya di Arab Saudi itu menegaskan bahwa akal harus digunakan dan dimanfaatkan untuk memperluas pemahaman atas teks-teks Al-Quran dan Hadis.

Usai mengisi kegiatan tersebut, Kiai Said pun keluar bersama Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Burhanuddin Umar Lubis dan Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Sururin diiringi dengan lantunan Ya Lal Wathan sebagaimana saat kali pertama datang.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad