Mahasiswa Masa Kini Dituntut Ciptakan Lapangan Kerja Bukan Mencari Kerja
Sabtu, 10 September 2022 | 09:30 WIB
Tangerang, NU Online
Generasi saat ini sudah jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Karena itu mahasiswa dituntut untuk mengubah pola pikir (mindset), dari memikirkan mencari kerja setelah lulus ke menciptakan lapangan pekerjaan.
Ketua Yayasan Benteng Cendekia Nusantara (YBNC) H Masrukin mengatakan hal itu saat pembukaan Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMRU) Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara di Aula Hasyim Asyari, Jalan Perintis Kemerdekaan II Babakan Kota Tangerang, Banten, Jumat (9/9/2022).
"Saat ini mahasiswa harus mengubah cara berpikirnya. Kalau dulu mikirnya lulus kuliah kerja, sekarang mikirnya lulus kuliah membuka lapangan pekerjaan. Karena untuk menjadi entrepreneur tidak seperti dulu yang susah. Sekarang asal ada kemauan maka pasti bisa menjadi entrepreneur," kata H Masrukin.
Menurut H Masrukin, STISNU Nusantara mencetak sarjana hukum plus entrepreneur. Alasannnya adalah karen seorang pengusaha itu terikat dengan dua hukum, hukum negara dan hukum agama. "Sebab itu, lulusan hukum sangat pas dan cocok untuk bisa menjadi pengusaha," urainya.
Dalam upaya itu, STISNU Nusantara menghadirkan dosen praktisi, bukan hanya teori tapi langsung pelaku usahanya. "Jadilah pengacara yang entrepreneur, jadi notaris yang entrepreneur. Kalau jadi Direktur Bank Syariah yang berjiwa enterpreneur sehingga ia akan membangun bank-bank syariah sendiri," tegasnya.
Ia melanjutkan, agar mahasiswa STISNU menjaga nama baik kampus. Sebuah lembaga perguruan tinggi tidak akan besar tanpa peran mahasiswa dan alumninya.
Baca Juga
Santri, Pesantren, dan Entrepreneurship
"Pastikan, masuk kampus NU itu tidak hanya sukses akhirat, tapi juga sukses di dunia. Keberhasilan ada di tangan kalian. Kami hanya mediator atau wasilah. Keputusan yang tepat kalian masuk ke kampus NU. Jika kalian sukses dunia maka warga Nahdliyin bisa menguasai ekonomi Indonesia," terangnya.
Ia mengingatkan, Allah swt sudah memberikan modal kepada manusia. "Sekarang tinggal kembali ke orangnya harus memaksimalkan modal yang dianugerahi Allah swt. Makanya calon pengusaha NU itu tak usah pusing memikirkan modal. Modal paling penting pengusaha NU adalah keberanian, relasi, silaturahim, tirakat dan doa kiai," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Pengurus Cabang Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang, Dedi Mahpudin mendorong para mahasiswa menjadi mahasiswa yang mendunia. Ia menyebutkan ada beda menjadi mahasiswa NU dan mahasiswa lain. Ialah mendapatkan doa dari para kiai. Karena itu, ilmu yang diperoleh dari kampus-kampus NU pun lebih berkah.
"Menjadi mahasiswa NU bedanya itu didoain para ulama dan kiai NU. Ketika masuk ke kampus NU, maka kalian sudah resmi menjadi santri Hadhratusyaikh KH Hasyim Asyari," tegasnya.
Turut hadir dalam kegiatan bertema Membentuk Generasi Spirituality dan Quality yang Berlandaskan Nilai-Nilai Aswaja Ketua STISNU Muhammad Qustulani, Waket I Ecep Ishak F, Waket II Muflih Adi Laksono, Kaprodi HKI Ahmad Suhendra, Kaprodi HES Fakhry Fadhil, Ketua LPM Moh Mahrusillah, Ketua LPPM Dul Djalil, Wakil Ketua LBH.
Kontributor: Ahmad Suhendra
Editor: Kendi Setiawan