Jakarta, NU Online
Anggota Majelis Pendekar Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa menyelenggarakan silaturahmi nasional di Jakarta, Rabu (28/1) malam. Pembahasan pokoknya adalah kurikulum pelajaran silat Pagar Nusa untuk jenjang pendidkan SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
<>
Forum ini dihadiri sekitar 60 pendekar dari unsur anggota majelis pendekar, dewan penasihat, dan pengurus harian Pimpinan Pusat PSNU Pagar Nusa. Mereka datang dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Bali, Sulawesi, Sumatera, Jawa, dan lainnya.
Majelis Pendekar merumuskan buku panduan ajar bagi para siswa yang meliputi, antara lain, gerak salam Pagar Nusa, teknik-teknik dasar pencak silat, teknik bertanding, jurus tunggal baku, jurus regu baku, jurus asmaul husna, dan wawasan kepelatihan.
Salah satu dewan penasihat Pagar Nusa KH Suharbillah mengatakan, NU memiliki khazanah pencak silat yang luar biasa. Dirinya mengaku membuktikan sendiri hal itu setelah lama berkecimpung di dunia persilatan dan melalui sejumlah lawatan ke berbagai daerah.
Karena itu, menurut dia, Pagar Nusa mesti siap menjawab ketika ada permintaan mengajarkan silat oleh madrasah-madrasah di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU. Ini merupakan kesempatan bagi pencak silat NU untuk berkembang di lingkungan sekolah tanpa takut kehabisan materi.
“Harus siap. Berapa ribu pun sekolah Ma’arif yang minta,” tegasnya.
Salah seorang ketua PP PSNU Pagar Nusa, Suwadi D Pranoto, menyampaikan, kebijakan kurikulum 2013 yang menekankan pendidikan karakter adalah momentum bagi Pagar Nusa untuk lebih aktif masuk dalam pelajaran sekolah dan madrasah.
Sementara itu, Ketua Umum PP PSNU Pagar Nusa Aizzudin Abdurrahman menegaskan, dari penelusuran sejarah sejak Pangeran Diponegoro hingga KH Hasyim Asy’ari, terbukti bahwa para pejuang kemerdekaan di antaranya adalah para pendekar santri yang juga antikolonial.
“Artinya, Pagar Nusa sebetulnya memiliki garis silsilah perjuangan yang jelas untuk menjadi pagar bagi nusa dan Nahdlatul Ulama,” ujarnya memotivasi.
Silaturahmi nasional ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan peringatan hari lahir ke-28 Pagar Nusa. Sebelumnya, telah diselenggarakan bedah buku "Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa (1785-1855) karya Peter Carey dan "Laskar Ulama-Santri dan Resolusi Jihad” karya Zainul Milal Bizawie. (Mahbib Khoiron)