Nasional

Manfaatkan Media Sosial untuk Ngaji dan Berbagi Ilmu Hadits

Sabtu, 5 Oktober 2024 | 09:00 WIB

Manfaatkan Media Sosial untuk Ngaji dan Berbagi Ilmu Hadits

Khadim Ma’had Darus-Sunnah KH Zia Ul Haramein di Darus-Sunnah Internastional Institute for Hadith Sciences, Jl SD Inpres No. 11 Pisangan Barat Ciputat, Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Kamis (3/10/2024). (Foto: NU Online Rikhul Jannah)

Jakarta, NU Online

Khadim Ma’had Darus-Sunnah KH Zia Ul Haramein mengungkapkan pentingnya memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pemahaman hadits di kalangan generasi muda dengan cara yang relevan dan menarik.


“Peran media sosial sangat besar sekali, sebab hadits bukan hanya tertulis dalam kitab-kitab tetapi hadits juga termodifikasi secara menarik di dalam media sosial,” ujarnya kepada NU Online di Darus-Sunnah Internastional Institute for Hadith Sciences, Jl SD Inpres No. 11 Pisangan Barat Ciputat, Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Kamis (3/10/2024).


Gus Zia, sapaan akrabnya, menjelaskan, keuntungan dengan memanfaatkan media sosial untuk mendalami agama Islam terutama takhassus hadits adalah mudah diakses di mana saja dan kapan saja.


“Dapat diakses di mana pun dan kapan pun, tetapi harus dari sumber-sumber yang kredibilitas yang jelas, yang Islamnya bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.


Ia menambahkan bahwa saat ini banyak kelas-kelas khusus secara daring yang menawarkan pembelajaran takhassus hadits. Dengan begitu, banyak orang yang dapat memanfaatkan kemudahan dalam mempelajari dan mendalami hadits dan agama islam.


Gus Zia menjelaskan bahwa media sosial, seperti Instagram, YouTube, dan TikTok, memberikan peluang bagi para santri, pengajar, atau konten kreator untuk berbagi pengetahuan.


“Dengan konten yang menarik, seperti video ceramah, infografis, dan diskusi interaktif, kita dapat menyampaikan ajaran hadits dengan cara yang lebih mudah dipahami dan menarik bagi generasi muda,” ungkapnya.


Ia menjelaskan akan tetapi dengan memanfaatkan kemudahan sosial media ini terdapat tantangan yang dihadapi, seperti penyebaran informasi yang tidak akurat.


“Pentingnya bagi orang yang ingin belajar hadits untuk melihat sanad keturunannya, sumber keilmuannya, memiliki lembaga apa saja, sehingga tidak menyebarkan kajian islam yang kaku atau mudah menyalahkan perilaku dan amaliah orang lain,” ujar Gus Zia.


Oleh karena itu, Gus Zia menyampaikan bahwa pentingnya generasi muda saat ini untuk mentadabburi Al-Qur’an dan hadits. Nabi Muhammad saw menyampaikan tidak akan tersesat dalam pikirannya sendiri atau jalan, jika memegang Al-Qur’an dan hadits.


“Jangan putus belajar, bahwa islam itu sangat luas apalagi hadits, maka pelajari hadits sebagaimana inginnya Nabi bukan belajar pada hal-hal yang sensitif atau kaku, karena islam tidak mengajarkan itu semua,” ujarnya.