Media Punya Andil Besar Ubah Cara Pandang Masyarakat dalam Moderasi Beragama
Jumat, 26 Mei 2023 | 20:00 WIB
Stafsus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo saat memberikan sambutan dalam diskusi Media Gathering di Hotel 101 Urban, Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2023). (NU Online/Suci)
Jakarta, NU Online
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengatakan media memiliki sumbangsih besar mengubah cara pandang masyarakat dalam pengarustamaan moderasi beragama.
Baca Juga
Moderasi Beragama dan Urgensinya
"Saya kira sumbangsih dan support media luar biasa tanpa media program yang digulirkan seperti moderasi dari Kementerian Agama tidak bisa menjadi pegangan masyarakat bahwa kita menggelorakan dan mengarusutamakan moderasi beragama," ujar Wibowo dalam diskusi Media Gathering di Hotel 101 Urban, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Jumat (26/5/2023).
Baca Juga
Cara-Cara Menerapkan Moderasi Beragama
Pihaknya mengapresiasi media yang selama ini menjadi bagian dari Kementerian Agama dalam mengakselerasi berbagai program dan penguatan moderasi beragama.
"Apresiasi kepada media selama ini menjadi bagian strategis dari Kementerian Agama khususnya Bimas Buddha dalam mengakselerasi berbagai program dan penguatan pengarusutamaan program moderasi beragama," jelasnya.
Wibowo mengungkapkan, saat ini moderasi beragama sudah masuk menjadi program prioritas Kemenag di antara 7 program lainnya. Ini tidak hanya menjadi program tapi juga sudah masuk RPJMN 2024.
"Artinya, tidak hanya Kementerian Agama saja yang menerima tetapi kementerian dan lembaga lain juga memberikan penguatan terhadap pengarusutamaan moderasi beragama," terangnya.
Wibowo menyebut ada empat konsesus dasar moderasi beragama. Pertama, komitmen kebangsaan. Kedua, anti kekerasan. Ketiga, toleransi dan keempat, penerimaan terhadap tradisi.
"Melalui teman-teman media lah empat konsensus ini menjadi penguat masyarakat paham moderasi beragama. Menjadi moderasi sebenarnya tidak susah kalau mau toleran satu sama lain," ucapnya.
Dia berharap media mampu meredam konflik yang terjadi di masyarakat selama ini akibat informasi yang salah apalagi terkait konflik keagamaan.
"Di tangan teman-teman media kita berharap konflik-konflik yang terjadi bisa diredam melalui tulisan. Apalagi media sifatnya otoritatif. Makanya saya mengimbau media mengambil sumber dari narasumber yang tepat dan jelas," pintanya.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha Kementerian Agama RI, Supriyadi mengatakan pentingnya membangun sinergitas dengan media untuk membantu kerja-kerja Kementerian Agama khususnya Bimas Buddha.
"Kementerian perlu memberikan ruang kepada media sehingga apa yang menjadi tugas atau pekerjaan kami di Kementerian Agama jadi tersampaikan dengan baik ke masyarakat," tandasnya.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syakir NF