Menag Nasaruddin Buka Perkemahan Pramuka Santri Nusantara, Sebut Nabi Sosok Multitalenta
Kamis, 2 Oktober 2025 | 16:30 WIB
Menteri Agama KH Nasaruddin Umar saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (Perkasa) di Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang Macanang, Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10/2025). (Foto: NU Online/Saiful Amar)
Wajo, NU Online
Menteri Agama KH Nasaruddin Umar membuka secara resmi Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (Perkasa) di Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang Macanang, Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10/2025).
Dalam sambutannya, Menag menyebut dasar keterampilan pada Pramuka terpatri dalam diri Nabi Muhammad. Karenanya, anggota Pramuka sudah selayaknya meneladani sosok Nabi. "Nabi Muhammad multitalenta," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Nabi Muhammad merupakan sosok yang memiliki banyak bakat. Melalui haditsnya, Nabi menganjurkan umat untuk dapat memiliki kemampuan dalam empat jenis olahraga, yakni renang, memanah, berkuda, dan memanjat.
Ia menyampaikan bahwa filosofi berenang merupakan upaya untuk terapung agar tidak tenggelam. Sementara arah panah itu lurus ke depan yang berarti visioner dan tegas.
Adapun naik kuda perlu keterampilan penuh dan kendali, sedang memanjat tidak boleh tinggal di bawah, tetapi harus naik meniti karier. "Tidak boleh jatuh di lubang yang sama," katanya.
Di samping itu, Rasulullah juga disebut sebagai seorang atlet profesional, pegulat. Ia merupakan sosok juara bertahan sampai wafat.
Adalah Rukanah bin Abi Yazid pegulat berbadan besar tinggi yang tak terkalahkan itu takluk di tangan Rasulullah. "Rasulullah menang K.O.," katanya.
Di sisi lain, Nabi juga menyukai kesenian. Setiap lebaran, ia mengundang seniman Habasyah untuk tampil di masjid.
Oleh karena itu, ia menekankan kepada peserta Perkasa untuk meneladani Rasulullah karena terampil berolahraga dan menggemari seni.
Selain itu, hal yang tak boleh ditinggal untuk diteladani dari sosok Rasulullah adalah akhlaknya.
"Nabi akhlaknya semua orang cinta. Semua sahabatnya mengaku aku paling dicintai Rasulullah," katanya.
Menag menyebut Pramuka di Pesantren merupakan bagian tak terpisahkan. Pasalnya, sejarah kepramukaan Indonesia berawal dari kepanduan dirintis pesantren.
"Saya selaku menteri agama meminta agar mengharuskan santri mengikuti kegiatan kepramukaan," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno menyampaikan bahwa perkemahan ini diikuti oleh 1.165 peserta dari Sulawesi dan Kalimantan.
Para peserta ini tidak saja dari satu jenjang, melainkan dari tingkat siaga, penggalang, hingga penegak.
"Berpramuka memang idealnya dimulai sejak dini di usia siaga," katanya.
Mereka juga berasal dari ragam saka, mulai Husada, Wanabakti, Wirakartika, Bhayangkara, hingga Widya Budaya Bakti.
Perkasa ini digelar di Pesantren As'adiyah 1-5 Oktober 2025. Agenda ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional Ke-8 dan MQK Internasional Ke-1 Tahun 2025.