Nasional

Menag Nasaruddin Umar: Agama Terlalu Banyak Dipakai sebagai Stempel Politik

Jumat, 15 November 2024 | 21:00 WIB

Menag Nasaruddin Umar: Agama Terlalu Banyak Dipakai sebagai Stempel Politik

Menag Nasaruddin saat menyampaikan arahan dalam apel sebelum Rakernas Kemenag di Pendulum Nusantara Hall, IPC Corporate University, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/11/2024). (Foto: Humas Kemenag)

Jakarta, NU Online

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyinggung soal fungsi kritis dan independensi agama. Baginya, peranan tersebut dapat mengaktifkan tokoh agama menjalankan fungsi kritisnya terhadap pemerintahan.


Hal itu diungkapkan Menag Nasaruddin saat apel sebelum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama (Kemenag) di Pendulum Nusantara Hall, IPC Corporate University, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/11/2024).


"Pemimpin agama bukan subordinasi dari pemerintah. Kita arahkan menjalankan fungsinya agar bisa berkontribusi dalam fungsi kritis  sehingga, agama dan negara bisa berjalan seiring, saling menguatkan satu dengan lainnya," ujar Menag.


Ia juga menyinggung fenomena politisasi agama. Berbagai pihak kerap menggunakan agama sebagai stempel politik.


"Agama jangan menjadi faktor dependen atau terbelenggu. Agama terlalu banyak dipakai sebagai stempel politik. Tugas Kemenag hadirkan situasi keagamaan yang independen," sambungnya.


Ia juga menekankan komitmennya untuk melaksanakan hal-hal yang telah diamanatkan oleh Presiden Prabowo, yaitu pembersihan organisasi dari berbagai penyimpangan serta pelaksanaan birokrasi yang efisien dan efektif.


"Mari bersama kita menjadikan Kemenag semakin baik. Sampaikan berbagai permasalaham yang ada, kita cari pemecahannya" tegasnya.


Lebih lanjut, Menag Nasaruddin menuturkan bahwa Rakernas digelar untuk bertukar wawasan dan solusi terhadap berbagai layanan keagamaan di Indonesia. Sebagai instansi vertikal yang memiliki satuan kerja hingga tingkat kecamatan, maka penyamaan langkah menjadi hal penting bagi Kemenag.


"Rakernas ini untuk menyamakan sekaligus untuk mempertajam visi Kementerian Agama ke depan," tegasnya.


Menag berpesan kepada jajarannya untuk serius melaksanakan Rakernas. Ia meminta jajarannya untuk berpikir keras demi menjalankan pelayanan terbaik kepada masyarakat.


"Mari peras otak kita, saling bertukar wawasan dan menyatukan langkah. Berikan solusi terbaik untuk umat," pesan Menag.


Ia juga meminta jajarannya untuk fokus pada penyelesaian masalah. Sebab Menag yakin jajarannya sudah paham dengan problem dan tantangan ke depan, sehingga kini adalah waktunya untuk fokus pada penyelesaian.


"Saya yakin bapak ibu lebih tahu menyelesaikan persoalan satuan kerja masing-masing. Segera selesaikan," ujar Menag.


"24 jam HP kami tidak mati. Saya dan Wamen insyaallah mewakafkan diri untuk Kemenag dan menganggap ini jihad untuk kita semua," lanjutnya.


Sebagai informasi, Rakernas Kemenag mengangkat tema Menyatukan Langkah, Mewujudkan Daya Saing Umat untuk Kemaslahatan Masa Depan.


Hadir jajaran Staf Khusus dan Staf Ahli, serta para pejabat Eselon I dan II Kemenag RI, Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, dan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi.