Jakarta, NU Online
Menteri Agama KH Lukman Hakim Saifuddin turut hadir pada Malam Kebudayaan Pesantren di Pesantren Asshiddiqiyah, Kedoya Jakarta Barat, Sabtu (28/9) malam ini.
Kegiatan yang dihadiri ribuan santri itu menyuguhkan konsep berbeda. Jika biasanya Menteri Agama memaparkan sambutan serius kali ini, Menag diminta bicara pengalamannya saat menjadi santri dengan penuh canda tawa.
"Baru malam hari ini saya mengikuti acara yang menurut saya agendanya gak jelas. Sejak kemarin saya tanya acara talks show ini soal apa? Siapa saja narasumbernya? Saya diminta bicara apa? Jawaban panitia, 'Saya gak tahu Pak, katanya host yang akan mengatur.' Sampai tadi, Mas Candra (Chandra Malik) hanya bisiki saya, Pak Menteri kira bercanda-bercanda aja," kata Menag sambil tersenyum lebar.
Menag menambahkan, soal santri hal yang paling berkesan di antaranya adalah soal cinta. Dulu, ujar dia, saat dirinya nyantri tahun 1979-1983 alat komunikasi untuk mengungkapkan perasaannya adalah surat.
Santri, kata Menag, jangan dianggap sepele. Soal cinta santri memiliki tingkat percaya diri yang tinggi. Bahkan ketika santri tersandung cinta bertepuk sebelah tangan santri menggunakan mantra.
"Kita itu kalau bikin surat cinta, tidak hanya ungkapan rasa yang dimiliki tapi juga menyindir syair-syair sastrawan Arab, banyak ungkapan yang indah. Tidak cukup di situ, ditambah mantra-mantra tertentu, karena cinta bagi santri tidak cukup dengan ungkapan ungkapan indah tapi ada mantra tertentu ketika surat itu dilayangkan," canda Menag disambut tepuk tangan ribuan santri yang hadir.
Acara Malam Kebudayan Pesantren bertajuk Ngaji, Ngopi, dan Ngomedi sehingga rangkaian acaranya pun penuh dengan hiburan yang mengocok perut.
Kegiatan dipandu Candra Malik. Selain Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin; budayawan Prie GS; dan pegiat media pesantren, Hakim Jayli juga ikut tampil memeriahkan acara.
Sementara hiburan musik menampilkan Bala Santri dan stand up comedy oleh Sa'diyah Ma'ruf dan Panca Suca.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan