Solo, NU Online
Menteri Tenaga Kerja (Menaker) M. Hanif Dhakiri bersilaturahim ke tempat ia pernah menimba ilmu, di Pondok Pesantren Al Muayyad, Mangkuyudan, Solo, Selasa (7/11) malam.
Di hadapan para santri, Hanif memaparkan kiat-kiat agar dapat menapaki hidup sukses. Antara lain santri mesti memiliki kemampuan yang lebih.
“Zaman sekarang, semuanya serba perlu persaingan. Dengan adanya persaingan maka diri kita harus ada di atas rata-rata. Kenapa di atas rata-rata, karena yang di atas rata-rata otomatis menang persaingan,” katanya.
Ia mencontohkan, apabila orang lain bangun jam 4, maka para santri mesti bangun jam 3. Kalau orang lain belajar 3 jam, santri belajar 4 jam.
“Santri itu jiwanya petarung. Artinya, santri dalam keadaan apa pun harus siap. Makan triplek makan mie pentil itu biasa. Kita harus keras terhadap diri sendiri,” tegas dia.
Hanif menambahkan seorang santri mesti memiliki karakter yang kuat, yakni disiplin, dan kejujuran. Dengan karakter kuat serta kompetensi yang di atas standar, santri bisa menjadi pebisnis, birokrat,
akademisi, politisi, seniman, petani dan sebagainya.
Dalam kunjungan tersebut, Hanif diterima oleh pengasuh pesantren, KH Abdul Rozaq Shofawi, dan pengasuh lainnya antara lain KH Abdul Muid dan KH Faisol Rozaq. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)