Meriahkan 1 Abad NU, Seniman Surabaya Persembahkan Lukisan QR Art KH Hasyim Asy’ari
Kamis, 2 Februari 2023 | 02:30 WIB
Doddy Hernanto, seniman asal Surabaya yang mempersembahkan lukisan QR Art KH Hasyim Asyari, pendiri NU untuk memeriahkan 1 abad NU. (Foto: NU Online/Ahdori)
Jakarta, NU Online
Sejumlah kalangan di Tanah Air tak ingin melewati momentum 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) dengan sia-sia. Salah satunya seperti Doddy Hernanto, seorang seniman asal Surabaya yang mempersembahkan lukisan QR Art KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU.
QR Art merupakan seni lukis yang memadukan analog dalam bentuk QR (quick response) dan unsur gambar di dalamnya. Tidak hanya indah secara visual, lukisan dalam format kode seni QR bisa menghubungkan secara cepat dengan link berisi informasi tokoh yang dilukis hanya dengan menekan atau mengklik. Sebagai contoh ketika seseorang menekan lukisan kode seni QR KH Hasyim Asy’ari melalui telepon pintar atau komputer, secara otomatis akan terhubung dengan link berisi informasi atau berita terkait dengan sosok KH Hasyim Asy'ari seperti biografi dan pemikirannya.
Doddy Hernanto mengaku orang yang sangat mengagumi sosok KH Hasyim Asy’ari, karena kontribusinya untuk agama dan bangsa Indonesia yang sangat besar. Secara bersamaan, lukisan hadratussyekh dalam bentuk kode seni QR dapat memberikan edukasi dan menambah wawasan jejak rekam digital sejumlah tokoh bagi anak-anak muda.
Menurut Doddy, lukisannya itu sengaja dibuat untuk menyambut 1 abad NU dan dapat ditampilkan kepada warga NU secara meluas. Untuk dapat membuat satu lukisan QR Art, Doddy membutuhkan 1-5 jam, namun, khusus lukisan KH Hasyim dia kerjakan selama 5 hari karena melihat sosok dan kiprahnya. Hal ini dilakukan agar lukisan tersebut mendapatkan hasil yang maksimal.
“Sebenarnya untuk rata-rata satu hari satu lukisan, tergantung mood dan targetnya. Nah, yang Pak KH Hasyim ini saya kerjakan lima hari karena berdasarkan permintaan link dan jejak rekam digital,” kata Doddy kepada NU Online, Rabu (1/2/2023).
Adapun cara membuat lukisan KH Hasyim Asy'ari hampir sama dengan lukisan-lukisan dalam bentuk kode seni QR yang lain yaitu dengan coretan yang di-retouch ke iPad. Lukisan ini bersifat statis karena masuk ke dalam lukisan analog sehingga memudahkan pelukis untuk retouch ke digital.
Doddy menambahkan bahwa nantinya lukisan yang dibuat akan ditampilkan pada agenda Muktamar Fikih Peradaban I yang akan digelar 6 Februari 2023 di Surabaya. Dia mengaku bersyukur mendapat kesempatan untuk menampilkan karya seninya pada rangkaian 1 abad NU. Sebab kata dia, NU adalah organisasi yang dekat dengan pelaku seni. Dia juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang selalu mendukung aktivitasnya saat ini, terutama pihak yang menaunginya yaitu Kawoong Innovation yang digagas oleh Hadi Wardoyo.
“Saya mengenal NU sejak Gus Dur presiden, dan sahabat-sahabat saya juga banyak yang di NU,” tutur pria kelahiran Mojokerto 24 November 1961 ini.
Selain itu, kelebihan lukisan dalam bentuk kode seni QR antara lain bisa bertahan lama dengan manfaatnya yang cukup besar, karena menghubungkan ke hyperlink konten yang berkaitan dengan biografi dan pemikiran sang kiai.
“Dengan tampilan QR Art akan lebih artistik, punya karakter, lebih personal dan unik. QR Art tidak dapat berdiri sendiri. Apabila disorot dengan kamera gawai atau google lens akan muncul jejak rekam digital, gambar statis, file, video art, teks atau, link berita atau halaman web bahkan untuk eBook, eMagazine maupun perpustakaan digital,” tegasnya.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Syamsul Arifin