Moderasi Beragama Penting untuk Redam Dosa Besar Pendidikan Tanah Air
Kamis, 23 September 2021 | 01:30 WIB
Jakarta, NU Online
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim memandang penting Moderasi Beragama diajarkan di lembaga pendidikan sekolah. Hal itu urgen lantaran Moderasi Beragama dinilai sebagai peredam tiga dosa besar pendidikan di Tanah Air.
“Tiga dosa ada di sistem pendidikan kita saat ini yakni intoleransi, perundungan atau bullying, dan kekerasan seksual,” kata Nadiem dalam acara peluncuran buku Penguatan Moderasi Beragama secara virtual, Rabu (22/9/2021).
Diakui, pihaknya tengah menyiapkan materi Moderasi Beragama untuk disisipkan dalam kurikulum Program Sekolah Penggerak, yang disusun bersama Kemenag. Rancangan itu bertujuan menyebarluaskan konten-konten moderasi beragama.
Baca juga: Menag Yaqut: Empat Pedoman Baru Kemenag Kuatkan Moderasi Beragama
“Kami juga sedang merancang materi terkait Moderasi Beragama bersama Kemenag untuk disertakan di dalam kurikulum Sekolah Penggerak. Kita juga akan melakukan risetnya,” ujar Menteri Nadiem.
Ia menjelaskan, selain diujicobakan kepada 2.500 sekolah penggerak, kemungkinan angka ini akan terus berkembang setiap tahunnya. Konten yang menyisipkan topik kebinekaan dan nilai-nilai Moderasi Beragama juga diupayakan bakal diajarkan kepada para calon guru penggerak.
“Kami juga mengupayakan sejumlah terobosan dalam pendidikan guru pada Program Guru Penggerak Kemendikbud Ristek,” jelas Menteri Nadiem.
Program besutan Nadiem ini ditujukan untuk mencetak kader kepala sekolah yang berkualitas. “Jadi, sangat penting peran guru penggerak. Alumninya itu bakal jadi pemimpin, pengawas, kepala sekolah,” katanya.
Laboratorium Moderasi Beragama
Mengenai konten Moderasi Beragama, Sekretaris Direktorat Jenderal (Ses Ditjen) Pendidikan Islam Kemenag, H Rohmat Mulyana Sapdi mengatakan, pihaknya berupaya menjadikan sekolah atau madrasah sebagai laboratorium Moderasi Beragama dengan mengimplementasikan konten penguatan tersebut.
Hingga kini, lanjut Rohmat Mulyana, terkonfirmasi ada beberapa sekolah yang telah ditetapkan sebagai proyek percontohan atau pilot project implementasi penguatan moderasi beragama.
“Sejumlah madrasah dan sekolah itu berada di Provinsi NTT, NTB, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Jawa Barat dan Banten,” ungkap pria asal Tasikmalaya ini.
Lebih lanjut, Plt Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Ditjen Pendis Kemenag ini menyampaikan, salah satu tantangan terbesar dalam implementasi Moderasi Beragama dalam dunia pendidikan adalah bagaimana mewujudkan gagasan-gagasan besar melalui tindakan mendidik.
“Karena itu, penting sekali merumuskan materi, metode, dan pendekatan lainnya untuk proses pendidikan kepada anak,” ungkap Rohmat Mulyana.
Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori