MQK Internasional Wahana Promosi Islam Indonesia dan Temu Akademik Ulama
Jumat, 3 Oktober 2025 | 19:00 WIB
Ustadz Muhammad Khoiri bin Muhammad Salahuddin, peserta asal Brunei Darussalam, saat Dialog Media, di Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan, Jumat (3/10/2025). (Foto: NU Online/Saiful Amar)
Wajo, NU Online
Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional digelar sebagai wahana untuk mempromosikan Islam Indonesia ke ranah global. Sebab, kegiatan ini diikuti peserta dari negara-negara anggota Asia Tenggara dan dipantau peserta dari Maroko hingga Amerika Serikat.
"Interaksi antarbangsa sudah menjadi identitas kehidupan kita sekarang untuk kita berbagi pengalaman sekaligus mempromosikan Islam Indonesia," kata Kamaruddin Amin, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, saat Dialog Media Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional Ke-8 dan MQK Internasional Ke-1 di Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan, Jumat (3/10/2025).
Karenanya, ia menyampaikan Indonesia menjadi kiblat beberapa negara. Di Thailand, misalnya, Indonesia menjadi rujukan belajar, khususnya berkaitan kurikulum madrasah. "Kita turut mendesain merancang kurikulum pengajaran Islam di Thailand," katanya.
Kegiatan ini kali pertama dilaksanakan dan meningkatkan interaksi antarbangsa semakin intensif, tidak lagi berbatas. "Bagaimana karakteristik manifestasi artikulasi
in terms of keberagamaan mereka representatif," ujarnya.
Ia juga menyebut MQK Internasional ini sebagai pertemuan akademiknya para ulama. Karenanya, ia bersyukur MQK ini diikuti peserta dari beberapa negara.
Ustadz Muhammad Khoiri bin Muhammad Salahuddin, peserta internasional asal Brunei Darussalam, menyampaikan bahwa MQK ini merupakan kali pertama diikutinya.
Melihat antusiasme musabaqah, ia terinspirasi ingin membuat hal serupa di negerinya dan mengupayakan pengenalan kitab turats ke masyarakat.
"Masa depan kita akan membuat rancangan bagaimana kitab turats lebih dikenal," katanya.
Sebab, banyak masyarakat di sana belum mengenal kitab turats. Karenanya, Sultan Hassanal Bolkiah menaruh perhatian atas hal tersebut.
Senada, Ustadz Muhammad Ashim an-Nadwi, peserta asal Myanmar, juga menyampaikan rasa bahagianya bisa turut serta dalam MQK Internasional ini. Ia mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran hingga sambutan yang sangat baik di Wajo ini.