Jakarta, NU Online
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat hari ini, Rabu (25) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-10 di Hotel Sultan, Jakarta. Forum tertinggi organisasi yang akan dilaksanakan selama tiga hari sampai 27 November 2020 ini membawa agenda utama pergantian ketua umum dan pengurus Dewan Pimpinan MUI.
Berdasarkan jadwal acara yang diterima NU Online, agenda pemilihan ketua untuk menggantikan KH Ma’ruf Amin akan dilaksanakan pada Kamis (26/11) malam yang didahului dengan Pleno IV membahas Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum DP MUI dan Pemilihan Penetapan Tim Formatur.
Selanjutnya personel anggota formatur yang sudah di tetapkan langsung melakukan Rapat Tim Formatur. Hasil dari rapat tim formatur akan dilaporkan pada Pleno V yang sekaligus akan mengesahkan hasil keputusan formatur mengenai siapa yang menjadi Ketua MUI Pusat periode 2020-2025.
Selain pemilihan ketua, Munas MUI yang akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (25/11) malam ini juga akan menggelar berbagai agenda penting di antaranya laporan pertanggungjawaban ketua umum Dewan Pimpinan MUI 2015-2020.
Selain itu, sidang-sidang komisi juga akan digelar yang terdiri atas empat komisi yakni Komisi PD/PRT, Komisi Garis-Garis Besar Program Kerja Nasional, Komisi Fatwa, dan Komisi Rekomendasi/Taujihat.
Ada yang menarik dari materi pembahasan yang akan dilakukan Komisi Fatwa. Komisi Fatwa MUI akan membahas berbagai rekomendasi di antaranya kehalalan vaksin corona, fatwa pendaftaran haji pada usia dini, fatwa penggunaan masker saat berihram haji dan umrah dan fatwa pendaftaran haji melalui utang dan pembiayaan.
Kegiatan Munas akan diikuti oleh peserta utusan dari Dewan Pimpinan MUI Pusat dan Provinsi seluruh Indonesia secara online dan offline. Sebanyak 130 peserta hadir secara offline (luring) dan 300 peserta online (daring).
Salah satu peserta, KH Khairuddin Tahmid (Ketua Umum MUI Provinsi Lampung) yang hadir secara langsung secara offline kepada NU Online berharap rangkaian kegiatan Munas dapat berjalan dengan lancar.
“Walaupun dilaksanakan secara daring dan luring kami berharap tidak mengurangi esensi dari Munas ini,” harapnya pada Musan bertemakan Meluruskan Arah Bangsa dengan Wasathiyatul Islam, Pancasila, dan UUD NKRI 1945 secara Murni dan Konsekuen ini.
Ia juga berharap, ke depan, sosok ketua dan pengurus yang akan menerima amanah di MUI Pusat mampu menjadi pengayom umat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam Wasathiyah yang menjadi prinsip MUI. Apalagi di tengah era digital di mana terjadi banjir informasi, MUI harus hadir memberikan pencerahan dan kesejukan pada umat.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan