Mun’im DZ: Ulama NU Sudah Maklum Mutlak Pancasila Lahir 1 Juni
Selasa, 24 Mei 2016 | 14:00 WIB
Jakarta, NU Online
Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdul Mun’im DZ mengatakan, kalangan NU sudah bersepakat bahwa Pancasila lahir pada 1 Juni 1945, yakni ketika Soekarno menyebutkan istilah “Pancasila” dalam pidatonya pada sidang Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
“Jumhur ulama NU sudah ma’lum mutlak bahwa Pancasila lahir 1 Juni 1945 ketika Bung Karno (Soekarno) berpidato dalam sidang BPUPKI. Ketika Dr Radjiman (Wedyodiningrat) menanyakan perihal pidato Bung Karno itu semua anggota BPUPKI secara aklamasi menerima,” kata Mu’nim DZ.
Dalam diskusi “Quo Vadis 1 Juni Hari Lahir Pancasila?” di kantor IKA PMII, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (23/5) malam, ia menegaskan bahwa perdebatan seputar tanggal kelahiran Pancasila itu hanya diciptakan oleh beberapa orang. Ia menyebut nama Nugroho Nutosusanto dan AM Fatwa, antara lain yang memicu perdebatan mengenai hari lahir Pancasila.
Dalam diskusi itu, Ketua Fraksi PDIP MPR RI A. Baskara mensinyalir adanya upaya de-Soekarno-isasi yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru. Mun’im menegaskan, NU tidak termasuk dalam bagian dari upaya itu. Bahkan NU-lah yang memulai acara haul Bung Karno di Blitar.
Meskipun mengakui bahwa Pancasila lahir pada 1 Juni 1945, Mun’im menambahkan, para tokoh NU terutama yang terlibat dalam sidang BPUPKI dan PPKI menyampaikan bahwa rumusan Soekarno tentang Pancasia masih belum sempurna.
Kiai Wahid Hasyim misalnya, menilai Pancasila yang dirumuskan Soekarno masih belum sistematik. Misalnya, Ketuhanan diletakkan dibagian belakang atau sila kelima. “Ini bukan masalah keagamaan, tapi ini terkait sistematika konsep filosofis,” tegasnya.
Menuurut Mun’im, para pengurus NU, terutama dalam berbagai kegiatan kaderisasi selalu menegaskan bahwa Pancasila merupakan kontribusi dari para pendiri bangsa, termasuk para kiai NU.
“Jangan sampai Pancasila dianggap sebagai karya Bung Karno murni, tapi ada kontribusi NU dan berbagai kelompok. Ini yang harus kita eksplorasi! Misalnya, kita selalu menyampaikan cerita-cerita rakyat di balik perumusan Pancasila ini,” kata Mun’im.
Penulis buku “Negara Paripurna” Yudi Latif dalam kesempatan itu juga menegaskan, sudah tidak diragukan lagi bahwa Pancasila sudah dilahirkan pada 1 Juni 1945. “Tanggal 1 Juni itu sudah lahir. Adapun kemudian mengalami penyempurnaan itu memang iya. Tapi 1 Juni itu sudah lahir brojol,” katanya.
Ketua Umum Pengurus Besar IKA-PMII Achmad Muqowwam mengatakan, dalam setiap periode sejarah NU selalu hadir dalam membela Pancasila. Saat ini ketika Pancasila mulai dilupakan, dipertanyakan, bahkan beberapa kelompok ingin mengganti dasar negara Pancasila, maka NU harus hadir. “Celah sekecil apapun harus ditutupi,” pungkasnya. (A. Khoirul Anam)