Nasional

Musabaqah Qiraatil Kutub, Ikhtiar Lestarikan Nilai Kandungan Kitab Kuning

Kamis, 2 Oktober 2025 | 05:30 WIB

Musabaqah Qiraatil Kutub, Ikhtiar Lestarikan Nilai Kandungan Kitab Kuning

Menteri Agama KH Nasaruddin Umar saat menyampaikan sambutan pada Jamuan Makan Malam MQK Nasional Ke-8 dan MQK Internasional di Gedung Serbaguna Dermawan, Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan, Rabu (1/9/2025). (Foto: NU Online/Saiful Amar)

Wajo, NU Online

 

Kementerian Agama menggelar Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional Ke-8 dan MQK Internasional Ke-1 di Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan, 1-7 Oktober 2025.

 

Penyelenggaraan ini merupakan ikhtiar dalam membawa kandungan pengetahuan kitab terus mengalir kader-kader bangsa.

 

"Melestarikan nilai-nilai yang dikandung kitab kuning itu, kitab berbahasa Arab itu," ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam Jamuan Makan Malam MQK di Gedung Serbaguna Dermawan, Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan, Rabu (1/10/2025).

 

Nasar juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan MQK secara internasional dengan format digital penuh merupakan wujud kemajuan pesantren. Hal ini mencakup registrasi, kompetisi, hingga penilaian. "Pondok pesantren bangkit mengikuti perkembangan zamannya," katanya.

 

Baginya, hal ini juga menandakan bahwa pesantren tidak lagi ketinggalan sebagai pesantren yang manual. Lebih-lebih, pesantren ini berada di luar Jawa. Digitalisasi ini juga menandai bahwa pesantren kian relevan di era modern dan berfungsi sebagai role model di Indonesia.

 

"Ini yang luar biasa menginspirasi pesantren-pesantren Indonesia sehingga akan menjadi role model ke depannya," katanya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Menag juga melantik 89 dewan hakim dan dewan pengawas MQK Nasional Ke-8 dan MQK Internasional Ke-1. Jumlah dewan hakim itu mencakup enam hakim internasional dan 83 hakim nasional.

 

"Alhamdulillah kita baru saja melakukan pelantikan dewan hakim dan dewan pengawas yang akan menyelenggarakan penilaian terhadap musabaqah yang sangat penting," katanya.

 

Ia menyampaikan bahwa ada keterlibatan sejumlah negara dalam MQK ini, mulai di wilayah Asia Tenggara hingga sejumlah mahasiswa Indonesia yang tengah kuliah di luar negeri, seperti Maroko dan Amerika Serikat.

 

"Kementerian Agama berupaya untuk melibatkan lebih banyak negara dalam kegiatan internasional dan memastikan kurikulum berbagi cinta menjadi bagian penting dalam pendidikan," katanya.

 

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno secara lebih rinci menyampaikan bahwa MQK Internasional Ke-1 ini melibatkan 10 negara Asia tenggara ditambah observer lebih dari 20 negara baik Amerika, Mesir, Sudan, Maroko.

 

"Ini menggambarkan bahwa itu juga bagian penting dari posisi bahwa Kementerian Agama juga bisa berjalan secara internasional lebih lebih menyangkut kitab turats," katanya.

 

Pada agenda malam tersebut, digelar pula doa bersama secara khusus ditujukan untuk musibah yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. 

 

Sebagaimana diketahui, MQK 2025 mengangkat tema "Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats".

 

Jamuan Makan Malam ini dihadiri juga oleh Bupati Wajo H Andi Rosman, para dewan hakim MQK Nasional dan Internasional, serta perwakilan kafilah dari berbagai provinsi dan negara.