Nasional

Najelaa Shihab Ungkap Indikator Keberhasilan Guru dalam Pendidikan 

Jumat, 1 April 2022 | 17:00 WIB

Najelaa Shihab Ungkap Indikator Keberhasilan Guru dalam Pendidikan 

Pegiat Pendidikan Indonesia sekaligus Founder Kampus dan Sekolah Cikal, Najelaa Shihab. (Foto: NU Online/Suci)

Jakarta, NU Online
Guru memiliki peran penting dalam membangun pendidikan di Indonesia bahkan profesi ini mengantarkan pada predikat  mulia. Namun kerap kali pendidik atau guru terdistraksi oleh cita-cita atau tujuan yang bersifat sementara.


Hal ini disampaikan Pegiat Pendidikan Indonesia sekaligus Founder Kampus dan Sekolah Cikal, Najelaa Shihab dalam kegiatan Sarasehan Pendidikan Nasional dengan tema Guru Mulia Membangun Peradaban Dunia yang digelar oleh PP Pergunu di hotel Arya Duta Tugu Tani, Jakarta Pusat, Kamis (31/3/2022).


Elaa, sapaan akrabnya menyebut pendidik kerap kali lupa akan cita-cita bahwa akuntabilitas di dalam profesi ini sebenarnya kepada murid. Pendidik seringkali terdistraksi oleh cita-cita sementara atau tujuan sementara, mulai dari nilai, ujian, akreditasi, tugas administrasi dan hal-hal yang terlalu kecil.


“Terlalu kecil kalau kita ada diproses ini. Jadi guru di sekolah atau madrasah bergerak bersama organisasi profesi dan tujuannya hanya itu, sayang. Sebab pendidik atau guru mendapatkan predikat mulia karena profesi ini,” kata Elaa.


“Apakah kita sudah mencapai cita-cita besar itu? Apakah kita sudah membangun manusia lewat apa yang kita kerjakan setiap hari? Saya yakin jawabanya mungkin bervariasi tapi yang perlu kita ingat tujuan pendidikan adalah membangun peradaban,” ucapnya.


Najelaa mengungkapkan menggerakkan perubahan pendidikan bukan sekadar di dalam kelas atau mengubah metode pembelajaran. Prestasi pendidikan, indikator keberhasilan sebagai pendidik bukan di angka-angka melainkan perubahan sosial masyarakat.


“Bagaimana menangani demokrasi di tanah air, menangani isu-isu lingkungan hidup, bagaimana sikap memperlakukan perempuan, orang miskin, dan semua yang termarjinalkan merupakan bukti keberhasilan pendidikan, perubahan peradaban dan keberlanjutan,” jelas putri sulung Prof Quraish Shihab ini.

 

Namun demikian, ia mengaku senang terhadap pergerakan yang dilakukan oleh Pergunu selama 70 tahun. Melihat perkembangan itu ia menilai akselerasi perubahan bukan lagi omong kosong. “Terima kasih teman-teman guru maupun pendidik yang sudah melakukan banyak hal dari lapangan setiap hari tanpa menunggu perubahan kebijakan dari Pemerintah,” tuturnya.


Perubahan kebijakan Pemerintah penting dilakukan untuk menggerakan ekosistem pendidikan,  namun demikian ia menilai perubahan itu perlu diupayakan mulai dari titik terkecil seperti ruang kelas, sekolah, madrasah dan keluarga.


“Itu membuat saya penuh harapan dan jadi percaya diri bicara perubahan karena melihat praktik-praktik baik yang sudah dilakukan teman-teman Pergunu maupun dilakukan organisasi profesi,” ucapnya.


Sementara itu, Ketua LP Ma'arif PBNU, Prof Ali Ramdhani mengatakan bahwa hari ini pendidik tengah menyiapkan anak-anak bangsa pada poros kemajuan bukan pada sudut kemajuan dan pojok-pojok peradaban.


Karenannya ia berharap melalui eksistensi Pergunu saat ini segala cita-cita untuk menghadirkan anak bangsa menjadi pelaku utama dalam sebuah kemajuan peradaban bisa terwujud dengan baik. “Kita harus yakin bahwa mereka adalah penikmat, pelaksana dari setiap kemajuan bukan sekadar penonton,” ungkap Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI.


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Aiz Luthfi