Nasional

NU Tak Mendzalimi, Juga Tak Mau Didzalimi

Ahad, 22 April 2012 | 02:41 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama adalah organisasi keagamaan yang konsisten menjunjung tinggi toleransi. Sikap ini tercermin dari semangat yang anti-mendzalimi orang lain. Secara seimbang, kalau NU anti-mendzalimi maka NU juga tidak mau didzalimi oleh orang lain.<>

Hal ini seperti dikemukakan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH As’ad Said Ali saat membuka Rapat Pimpinan Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Region IV DKI Jakarta dan Banten di Asrama Haji Jakarta, Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (21/4).

“NU itu laa tudhlimuun wa laa tudhlamuun. NU itu tidak mendzalimi orang lain, juga tidak mau didzalimi orang lain,” tegasnya.

As’ad menjelaskan, tantangan NU sekarang menjadi semakin berat di tengah suasana permusuhan antar kelompok. Sejumlah ideologi garis keras telah menyusup ke daerah-daerah berbasis umat nahdliyin. Melalui prisip tak mau dizalimi, NU berhak melakuan resistensi terhadap pihak-pihak yang secara sengaja mengusik kehidupan warga NU.

Menurut peraih gelar doktor honoris causa ini, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah masjid. Sebagai pilar penting penopang NU selain pesantren, masjid menjadi sarana efektif untuk menguatkan diri dan menghambat laju kembang gerakan-gerakan ekstrim.

Dia juga menceritakan tentang fenomena di Poso beberapa tahun silam. Di daerah konflik saat itu ternyata sejumlah kelompok muslim berhaluan keras ikut andil dalam penyerangan terhadap orang-orang non-muslim. Tidak cukup menyulut permusuhan, kelompok-kelompok tersebut pelan-pelan juga berusaha merebut masjid-masjid setempat berbasis NU.

“Kadang-kadang kita juga perlu menerapkan husnud dhan (berbaik sangka) secara tepat. Dalam kondisi seperti ini kita patut curiga, tidak husnudzon,” ungkapnya.

 

Penulis : Mahbib Khoiron

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Terkait