Para Kiai NU Dorong Pemerintah Dukung Pesantren Kembali Beraktivitas
Kamis, 25 Juni 2020 | 18:00 WIB
Kediri, NU Online
Sejumlah kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) melakukan pertemuan khusus di aula Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, Kamis (25/6). Pertemuan tersebut dalam rangka menyikapi situasi pesantren menghadapi pandemi Covid-19. Beberapa pesantren diketahui sudah mulai membuka kembali aktivitasnya.
Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar pada kesempatan ini mengatakan, pesantren-pesantren yang sudah mengembalikan santrinya setelah sekian lama harus dipulangkan tentu dengan kebijakan yang matang.
Karenanya, lanjut Kiai Miftah, perlu ada dukungan dari berbagi elemen, terlebih dari elemen pemerintah. Antara pesantren dan pemerintah pada situasi pandemi ini hendaknya saling bersinergi.
"Bagi pesantren yang akan kembali membuka kegiatan belajarnya harus mendapat dukungan semua pihak. Maka relasi hubungan dengan pemerintah harus saling percaya, saling memberi, dan mendukung," ujarnya.
Lebih lanjut, Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf memaparkan, sebagian pesantren memang telah mengembalikan para santrinya. Sejauh informasi yang diterimanya, pesantren sangat memperhatikan protokol kesehatan.
"Pesantren telah menerapkan protokoler kesehatan dengan ketat, dimulai isolasi mandiri santri sebelum ke pondoknya, juga rapid test mandiri yang banyak dilakukan ponpes secara mandiri," ujarnya.
Pemerintah harus hadir
Menurut dia, pemerintah harus peka terhadap situasi pesantren bahwa pesantren tidak mungkin membiarkan aktivitas pembelajaran diliburkan tanpa batas waktu yang jelas. Karena itu menurutnya, pemerintah harus hadir mendukung pesantren membuka kembali proses pembelajarannya.
"Kita jangan hanya bicara klaster. Tapi, bicaralah tentang dukungan fasilitas kepada pesantren. Itu yang kita upayakan," lanjutnya.
Hal yang sama dikatakan Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Anwar Iskandar. Ia berharap pemerintah hendaknya memberikan perhatian lebih kepada pesantren, sehingga pesantren dapat memulai aktivitasnya kembali sebagaimana mestinya.
"Lebih penting lagi harus ada keberpihakan pemerintah kepada pesantren yang memang sangat terdampak. Saya merasa itu hal yang wajar dan hak kita (pesantren) untuk menerima fasilitas dari pemerintah," ungkapnya.
Forum yang dipimpin oleh Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf itu juga menyepakati tiga hal penting. Pertama, memberikan dukungan penuh kepada pesantren yang membuka kembali aktivitas pesantrennya dengan petunjuk protokol kesehatan yang ketat.
Kedua, meminta kepada Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) yang selama ini sudah bergerak dengan gerakan filantropinya yang luar biasa untuk menciptakan skema bantuan yang fokus membantu pesantren dalam menerapkan protokol kesehatan.
Ketiga, mendorong pemerintah untuk lebih menekankan pada kebijakan kuratif dalam program penangan Covid-19 seperti membangun sarana fasilitas kesehatan yang lebih baik.
Hadir dalam kesempatan ini kiai-kiai dari Jawa Timur di antaranya KH Anwar Mansur, KH Kafabihi Mahrus, KH Hasan Mutawakil Alallah, KH Idris Hamid, KH Agus Ali Masyhuri, KH Anwar Iskandar, KH Ubaidilah Faqih, dan KHR Azzaim Ibrahimy. Sedangkan dari Jawa Tengah adalah KH Ubaidilah Shodaqoh dan KH Muadz Thohir.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Musthofa Asrori